Kamis, 24 Desember 2009

Kenakalan Remaja Dan Solusinya

BAB I

PENDAHULUAN


A.Latar belakang

Satu masalah sosial/kemasyarakatan yang harus mendapat perhatian kita bersama dan perlu ditanggulangi ialah tentang kemerosotan akhlak atau dekadensi moral.

Di samping hal-hal yang menggembirakan dengan kegiatan remaja-remaja pada waktu yang akhir-akhir ini dan pembinaan yang dilakukan oleh organisasi-organisasi pelajar dan mahasiswa, kita melihat pula arus kemorosotan akhlak yang semakin melanda di kalangan sebagian pemuda-pemuda kita, yang lebih terkenal dengan sebutan kenakalan remaja. Dalam surat-surat kabar sering kali kita membaca berita tentang perkelahian pelajar, penyebaran narkotika, pemakaian obat bius, minuman keras, penjambret yang dilakukan oleh anak-anak yang berusia belasan tahun, meningkatnya kasus-kasus kehamilan dikalangan remaja putrid dan lain sebagainya.

Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukannya sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungannya, orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja.

Hal tersebut adalah merupakan suatu masalah yang dihadapi masyarakat yang kini semakin marak, Oleh kerena itu persoalan remaja seyogyanya mendapatkan perhatian yang serius dan terfokus untuk mengarahkan remaja ke arah yang lebih positif, yang titik beratnya untuk terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi kenakalan dikalangan remaja.

B.Permasalahan

Dari uraian singkat tersebut diatas maka muncul beberapa persolan yang tentnya sangat menarik sekali untuk dibahas demi mencari titik temu permasalahan, persoalan tersebut dirangkum dalam beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu :

A.) Apa faktor yang melatar belakangi kenakalan remaja ?

B.) Apa akibat yang ditimbulkan dari kenakalan remaja tersebut ?

C.) Bagaimana upaya penaggulangannya ?






BAB II

PEMBAHASAN


1.) Faktor-faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja.

Ula para dara muda yang masih dalam tarap pencarian jati diri sering sekali mngusik ketenangan orang lain, kenakalan-kenakalan ringan dan mengganggu ketentraman lingkungan sekitar yaitu seperti sering keluar malam dan menghabiskan waktunya hanya untuk hura-hura seperti minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang, berkelahi, berjudi, dan lain-lain, dan kesemuanya itu akan merugikan dirinya sendiri, keluarga, dan orang lain yang ada disekitarnya.

Faktor-faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja adalah sebagai berikut bagai berikut :

a. Kurangnya perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih sayang,

b. Minimnya pemahaman tentang keagamaan

c. Pengaruh dari pada lingkungan sekitar, pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebayanya yang sering mempengaruhinya untuk mencoba dan akhirnya malah terjerumus ke dalamnya.

1). Kurangnya perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih sayang.

Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi perkembangan anak. Sedangkan lingkungan sekitar dan sekolah ikut memberikan nuansa pada perkembangan anak. Karena itu baik-buruknya struktur keluarga dan masyarakat sekitar memberikan pengaruh baik atau buruknya pertumbuhan kepribadian anak.

Keadaan lingkungan keluarga yang menjadi sebab timbulnya kenakalan remaja seperti keluarga yang broken home, rumah tangga yang berantakan disebabkan oleh kematian ayah atau ibunya, keluarga yang diliputi konflik keras, ekonomi keluarga yang kurang, semua itu merupakan sumber yang subur untuk memunculkan delinkuensi remaja.

Dr. Kartini Kartono juga berpendapat bahwasannya faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja antara lain :

1. Anak kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang dan tuntunan pendidikan orang tua, terutama bimbingan ayah, karena ayah dan ibunya masing–masing sibuk mengurusi permasalahan serta konflik batin sendiri.

2. Kebutuhan fisik maupun psikis anak–anak remaja menjadi tidak terpenuhi. Keinginan dan harapan anak–anak tidak bisa tersalur dengan memuaskan, atau tidak mendapatkan kompensasinya.

3. Anak tidak pernah mendapatkan latihan fisik dan mental yang sangat diperlukan untuk hidup normal. Mereka tidak dibiasakan dengan disiplin dan kontrol-diri yang baik.

Maka dengan demikian perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan suatu dorongan yang berpengaruh dalam kejiwaan seorang remaja dalam membentuk kepribadian serta sikap remaja sehari-hari. Jadi perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja.

2). Minimnya pemahaman tentang keagamaan.

Di dalam kehidupan berkeluarga kurangnya pembinaan agama juga menjadi salah satu faktor terjadinya kenakalan remaja Dalam pembinaan moral, agama mempunyai peranan yang sangat penting karena nilai-nilai moral yang datangnya dari agama tetap tidak berubah karena perubahan waktu dan tempat.

Dalam pembinaan moral ataupun agama bagi remaja melalui rumah tangga perlu dilakukan sejak kecil sesuai dengan umurnya karena setiap anak yang dilahirkan belum mengerti mana yang benar dan mana yang salah, juga belum mengerti mana batas-batas ketentuan moral dalam lingkungannya. Karena itu pembinaan moral pada permulaannya dilakukan di rumah tangga dengan latihan-latihan, nasehat-nasehat yang dipandang baik. Maka pembinaan moral harus dimulai dari orang tua baik perlakuan, pelayanannya kepada remaja dapat memperlihatkan contoh teladan yang baik melaksanakan shalat dan sebagainya yang merupakan hal-hal yang mengarah kepada perbuatan positif karena apa yang diperoleh dalam rumah tangganya akan dibawa kelingkungan masyarakat. Oleh karena itu pembinaan moral dan agama dalam keluarga penting sekali bagi remaja untuk menyelamatkan mereka dari kenakalan dan merupakan cara untuk mempersiapkan hari depan generasi yang akan datang, sebab kesalahan dalam pembinaan moral akan berakibat negatif terhadap remaja itu sendiri.

Sebenarnya pemahaman tentang agama sebaiknya dilakukan semenjak kecil, yaitu melalui kedua orang tua dengan cara memberikan pembinaan moral dan bimbingan tentang keagamaan, agar nantinya setelah mereka remaja bisa memilah baik buruk perbuatan yang ingin mereka lakukan sesuatu di setiap harinya.

Dalam masyarakat sekarang yang sudah begitu mengagungkan ilmu pengetahuan, kaidah-kaidah moral dan tata susila yang dipegang teguh oleh orang-orang dahulu menjadi tertinggal dibelakang. Dan didalam masyarakat yang telah terlalu jauh dari agama, kemerosotan moral orang dewasa sudah lumrah terjadi. Kemerosotan moral, tingkah laku dan perbuatan – perbuatan orang dewasa yang tidak baik menjadi contoh atau tauladan bagi anak-anak dan remaja sehingga berdampak timbulnya kenakalan remaja.

Kekurangan spiritual termasuk ketidak pahaman secara utuh tentang ajaran Islam sehingga mereka melakukan apa saja yang menjadi keinginan serta kemauan mereka.

3). Pengaruh dari pada lingkungan sekitar, pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebayanya yang sering mempengaruhinya untuk mencoba dan akhirnya malah terjerumus ke dalamnya.

Di dalam kehidupan bermasyarakat, remaja sering melakukan keonaran dan mengganggu ketentraman masyarakat karena terpengaruh dengan budaya barat, pergaulan dengan teman sebayanya yang mana sering mempengaruhi untuk mencoba. Sebagai mana kita ketahui bahwa para remaja sangat senag dengan gaya hidup yang baru tanpa melihat faktor negatifnya. Karena dianggap ketinggalan zaman jika tidak mengikutinya.

2.) Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja

Adapun akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja ada 3 antara lain :

a. Bagi diri remaja itu sendiri

b. Bagi keluarga

c. Bagi lingkungan masyarakat.

1). Bagi diri remaja itu sendiri

Akibat dari kenakalan yang dia lakukan akan berdampak bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental, walaupun perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat saja. Kenakalan yang dilakukan yang dampaknya bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dalam segi mental maka pelaku kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya kepada memtal-mental yang lembek, berfikirnya tidak stabil dan keperibadiannya akan terus menyimpang dari segi moral dan endingnya akan menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung selama tidak ada yang mengarahkan.

2). Bagi keluarga

Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Dan oleh para orang tuanya apabila anaknya berkelakuan menyimpang dari ajaran agama akan berakibat terjadi ketidak harmonisan didalam kekuarga, komunikasi antara orang tua dan anak akan terputus. Dan tentunya ini sangat tidak baik, Sehingga mengakibatkan anak remaja sering keluar malam dan jarang pulang serta menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk bersenang-senang dengan jalan minum-minuman keras, mengkonsumsi narkoba dan narkotika. Dan menyebabkan keluarga merasa malu serta kecewa atas apa yang telah dilakukan oleh remaja. Yang mana kesemuanya itu hanya untuk melampiaskan rasa kekecewaannya saja terhadap apa yang terjadi dalam kehidupannya.

3). Bagi lingkungan masyarakat

Di dalam kehidupan bermasyarakat sebenarnya remaja sering bertemu orang dewasa atau para orang tua, baik itu ditempat ibadah ataupun ditempat lainnya, yang mana nantinya apapun yang dilakukan oleh orang dewasa ataupun orang tua itu akan menjadi panutan bagi kaum remaja. Dan apabila remaja sekali saja berbuat kesalahan dampaknya akan buruk bagi dirinya, dan keluarga. Sehingga masyarakat menganggap remajalah yang sering membuat keonaran, mabuk-mabukkan ataupun mengganggu ketentraman masyarakat mereka dianggap remaja yang memiliki moral rusak. Dan pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek Dan untuk merubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh keikhlasan.

Kenakalan remaja dalam bentuk apapun mempunyai akibat yang negatif baik bagi masyarakat umum maupun bagi diri remaja itu sendiri. Tindakan penanggulangan masalah kebakalan dapat di bagi dalam:

3.) Menanggulangi masalah kenakalan remaja

A. Tindakan Preventif

Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum.

1. Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja

2. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para remaja. Kesulitan-kesulitan manakah yang biasanya menjadi sebab timbulnya penyaluran dalam bentuk kenakalan.

3. Usaha pembinaan remaja :

a. Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapinya

b. Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti dan etiket.

c. Menyediakan sarana-sarana dan meciptakan suasana yang optimal demi perkembangan pribadi yang wajar.

d. Usaha memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga maupun masyarakat di mana terjadi banyak kenakalan remaja.

Dengan usaha pembinaan yang terarah para remaja akan mengembangkan diri dengan baik sehingga keseimabnagn diri akan dicapai dimana tercipta hubungan yang serasi antara aspek rasio dan aspek emosi. Pikiran yang sehat akan mengarahkan mereka ke perbuatan yang pantas, sopan dan bertanggung jawab yang diperlukan dalam menyelesaikan kesulitan atau persoalan masing-masing.

Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus

Dilakukan oleh para pendidik terhadap kelainan tingkahlaku para remaja. Pendidikan mental di sekolah dilakukan oleh guru, guru pembimbing dan psikolog sekolah bersama dengan para pendidik lainnya.

Sarana pendidikan lainya mengambil peranan penting dalam pembentukan pribadi yang wajar dengan mental yang sehat dan kuat. Misalnya kepramukaan, dan yang lainnya.

Usaha pendidik harus diarahkan terhadap remaja dengan mengamati, memberikan perhatian khusus dan mengawasi setiap penyimpangan tingkahlaku remaja di rumah dan di sekolah.

Pemberian bimbingan terhadap remaja tersebut bertujuan menambah pengertian remaja mengenai:

a. Pengenalan diri sendiri: menilai diri sendiri dan hubungan dengan orang lain.

b. Penyesuaiam diri: mengenal dan menerima tuntutan dan menyesuaikan diri dengan tuntutan tersebut.

c. Orientasi diri: mengarahkan pribadi remaja ke arah pembatasan antara diri pribadi dan sikap sosial dengan penekanan pada penyadaran nilai-nilai sosial, moral dan etik.

Bimbingan yag dilakukan dengan dua pendekatan:

1. Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara pribadi pada si remaja itui sendiri. Melalui percakapan mengungkapkan kesulitan si remaja danmembantu mengatasinya.

2. Pendekatan melalui kelompok di mana ia sudah merupakan anggota kumpulan atau kelompok kecil tersebut:

a. Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat bermanfaat.

b. Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingklaku baik dan merangsang hubungan sosia; yang baik.

c. Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan mengemukaka pandangan dan pendapat para remaja dan memberikan pengarahan yang positif.

d. Dengan melakukan permainan bersama dan bekerja dalam kelompok dipupuk solidaritas dan persekutuan denga Pembimbing.

B. Tindakan Represif

Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan dengan mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan pelanggaran.

a. Di rumah, remaja harus mentaati peraturan dan tata cara yang berlaku. Disamping itu perlu adanya semacam hukuman yang dibuat oleh orangtua terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara keluarga. Pelaksanan tata tertib harus dilakukan dengan konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang sama. Sedangkan hak dan kewajiban anggota keluarga mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan umur.

b. Di sekolah, kepala sekolahlah yang berwenang dalam pelaksanan hukuman terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal guru juga berhak bertindak. Akan tetapi hukuman yang berat seperti skorsing maupun pengeluaran dari sekolah merupakan wewenang kepala sekolah. Guru san staf pembimbing bertugas menyampaikan data mengenai pelanggaran dan kemungkinan-kemungkinan pelanggaran maupun akibatnya. Pada umumnya tindakan represif diberikan diberikan dalam bentuk memberikan peringatan secara lisan maupun tertulis kepada pelajar dan orang tua, melakukan pengawasan khusus oleh kepala sekolah dan team guru atau pembimbing dan melarang bersekolah untuk sementara atau seterusnya tergabtung dari macam pelanggaran tata tertib sekolah yang digariskan.

C. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi

Dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya dilaksanakan dan dianggap perlu mengubah tingkahlaku si pelanggar remaja itu dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui pembinaan secara khusus, hal mana sering ditanggulangi oleh lembaga khusus maupun perorangan yang ahli dalam bidang ini.

Dari pembahasan mengenai penanggulangan masalah kenakalan remaja ini perlu ditekankan bahwa segala usaha harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa yang berpribadi kuat, sehat badani dan rohani, teguh dalam kepercayaan dan iman sebagai anggota masyarakat, bangsa dan tanah air.












BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Diantara penyebab terjadinya Kenakalan remaja adalah karena faktor kurangnya perhatian dan kasih sayang dari pihak keluarga, pemahaman tentang agama dan pembinaan tentang keagamaan serta pengaruh pergaulan dengan lingkungan sekitar yang meliputi berupa budaya dari barat, awalnya Cuma mencoba malah terjerumus di dalamnya.

2. Dan akibat yang ditimbulkan kenakalan remaja bagi diri sendiri sangat berpengaruh pada psikologi remaja itu sendiri, dan bagi keluarga para orang tuanya apabila anaknya berkelakuan menyimpang dari ajaran agama jangan langsung main fisik dampaknya akan berakibat terjadi ketidak harmonisan didalam kekuarga, komunikasi antara orang tua dan anak akan terputus. Dan itu semua akan berdampak negatif dan kurang baik bagi remaja itu sendiri baik bagi dirinya, keluarga maupun lingkungan sekitarnya berada. Serta bagi masyarakat sekitar menganggap remajalah yang sering membuat keonaran, mabuk-mabukkan ataupun mengganggu ketentraman masyarakat mereka dianggap remaja yang memiliki moral rusak. Dan pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek Dan untuk merubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh keikhlasan untuk berubah kejalan yang lebih baik.

3. Adapun upaya-upaya yang harus dilakukan untuk menanggulangi kenakalan remaja yaitu menanamkan nilai-nilai moral dan hal itu dapat dimulai dalam rumah tangga dan dilakukan sejak kecil sesuai dengan umurnya karena setiap anak yang dilahirkan belum mengerti mana yang benar dan mana yang salah, juga belum mengerti mana batas-batas ketentuan moral dalam lingkungannya. Pembinaan tersebut bias dengan latihan-latihan, nasehat-nasehat yang dipandang baik. Dan pembinaan itu harus dimulai dari orang tua baik perlakuan, pelayanannya kepada remaja memperlihatkan contoh teladan yang baik dan sebagainya

B. Saran – saran

1. Supaya orang tua banyak membaca buku tentang keagamaan agar dalam mendidik dan membina anak tidak mengalami kesulitan.

2. Meningkatkan pembinaan moral terhadap remaja melalui pembinaan tentang keagamaan yang dilakukan orang tua di rumah, guru di sekolah, tokoh agama dan pemerintahan dimasyarakat.


DAFTAR PUSTAKA


Nasution, Yunan. 1986, Bunga Rampai Ajaran Islam Jakarta, Dewan Da’wah Islamiyah

Daradjat, Zakiah.Dr, 1977, Membina Nilai-nilai moral di Indonesia Jakarta, Bulan Bintang

Komunikasi efektif dengan remaja

Komunikasi Efektif dengan Remaja
Sebagai Teman, Bukan Orangtua

TAHAPAN perkembangan anak berbeda dengan remaja. Cara berkomunikasi dengan mereka yang masih berkembang pada tahapan anak-anak, terutama usia balita sampai usia 9 -10 tahun juga tidak dapat disamakan dengan berkomunikasi dengan remaja dan orang dewasa. Demikian yang dikatakan psikolog anak dan remaja dari Putik Psychology Center Balikpapan Elia Wardani MPsi.

Menurut Elia, sapaan akrabnya, masa remaja sering dianggap sebagai masa yang paling sulit bagi orangtua untuk berkomunikasi secara baik dengan anak. Tak jarang masa ini sering dipenuhi dengan konflik antara si orangtua dan anaknya. Hal ini terjadi karena kurangnya jalinan komunikasi yang efektif, sehingga terjadi ketidaktepatan persepsi di antara keduanya.

“Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pikiran dan perasaan melalui bahasa, pembicaraan, mendengar, gerak tubuh atau ungkapan emosi. Komunikasi efektif dengan remaja memiliki beberapa tujuan. Di antaranya, bisa membangun hubungan yang harmonis dengan remaja, membentuk suasana keterbukaan dan mendengar, membuat remaja mau bicara pada saat mereka menghadapi masalah, membuat remaja mau mendengar dan menghargai orangtua dan orang dewasa saat mereka berbicara serta membantu remaja dalam menyelesaikan masalahnya,” papar ibu satu putri ini.

Elia menjelaskan, adapun karakteristik remaja yang sering tidak dipahami oleh orang dewasa di sekitarnya terutama oleh orangtua, terbagi dalam beberapa hal, yaitu:

1. Mereka senang berargumen untuk menguji kemampuan nalar mereka yang baru. Kemampuan berpikir mereka semakin tajam dan wawasan mereka semakin luas, mereka memiliki pilihan yang lebih banyak dan keinginan untuk mencoba hal yang baru semakin besar. Hal ini sering menimbulkan masalah bagi orangtua, karena cara berpikir remaja belum sepenuhnya matang dan mereka belum sepenuhnya dapat mempertanggungjawabkan pilihan mereka.

2. Mereka belum bisa membuat keputusan secara matang dan bertanggung jawab, namun mereka tidak suka diabaikan atau tidak didengarkan.

3. Pada masa ini mereka sudah mampu berpikir mengenai idealisme, namun belum dapat sepenuhnya dapat dibenarkan. Hal ini sering menjadi kekuatan mereka untuk menyalahkan orangtua apabila tidak berlaku sesuai dengan gambaran ideal yang mereka miliki.

4. Mereka berpikir bahwa orang lain memiliki pikiran yang sama dengannya, sehingga apa yang mereka kehendaki terkadang terkesan memaksa dan sangat mementingkan diri sendiri.

Lantas bagaimana kiat yang harus dilakukan orangtua untuk untuk dapat berkomunikasi secara efektif dengan anak usia remaja?

Elia menyebutkan, di antaranya adalah:

1.Kenali karakteristik remaja secara umum dan kenali keunikan putra anak secara khusus sebagai individu. Hal ini dapat membantu orangtua untuk mengetahui cara, waktu, dan media yang tepat untuk berkomunikasi dengan remaja.

2.Pahami bahwa mereka istimewa. Hal ini hanya dapat dilakukan setelah mengenal karakteristik dan keunikan putra Anda.

3.Komunikasi harus dilakukan dua arah. Remaja memiliki kebutuhan didengarkan yang sangat besar. Oleh karena itu, dalam berkomunikasi lebih baik orangtua mendengarkan terlebih dahulu kebutuhan dan perasaan mereka sebelum memberikan pendapat, keluhan, berdiskusi dengan mereka. Dengan demikian mereka akan merasa dihargai dan ‘dianggap’ sebagai individu.

4.Be a partner, not a parent, pada saat berkomunikasi dengan mereka. Bila usia terpaut jauh antara orangtua dengan anak, lebih baik orangtua banyak mencari informasi tentang kondisi remaja secara umum (up to date) agar dapat memahami dan mendengarkan mereka dari berbagai macam sudut pandang.

Rabu, 23 Desember 2009

Mengatasi anak yg malas

Persoalan anak malas merupakan masalah klasik yang telah ada sejak nenek moyang kita dan berbagai tips dan solusi sudah banyak sekali disampaikan. Namun demikian tidak ada salahnya jika kita mengulas kembali persoalan ini dengan contoh2 kasus masa kini.