Senin, 02 Februari 2015

5 K yang Harus Kamu Persiapkan Sebelum Menikah

Mungkin, sekarang ini adalah usia yang tepat bagi kamu untuk menikah atau paling engga mempersiapkan diri untuk menikah. Kan pernikahan itu hal yang serius, makannya kamu harus persiapkan pernikahan kamu sebaik mungkin, dari nyiapin orang yang tepat sampai tempat untuk orang yang tepat itu. Caelah. Kali ini MBDC punya 5 K yang perlu kamu siapkan dalam mempersiapkan perikahan kamu, supaya kehidupan pernikahan kamu bisa langgeng, gak kayak kebanyakan artis Indonesia yang kawin-cerai. Apa aja sih yang kita siapin untuk menikah?! Eh kok kita sih...AAAKKKKK! 1. Komunikasi Jelas dong komunikasi. Kamu gak mungkin menikah sama orang yang kamu gak kenal sama sekali, dan untuk mengenal pacar kamu lebih lagi, kamu harus komunikasi sama pacar kamu itu. Komunikasi itu penting banget. Kamu gak mungkin menikah sama pacar kamu kalo komukasi aja kurang. Jaman dulu aja udah komunikasi pake surat. Komunikasi juga merupakan bukti keseriusan kamu, apa lagi jaman sekarang. Alat komunikasi dan aplikasi untuk komunikasi yang memudah kamu semakin banyak. Minimal jaman sekarang kamu bisa sms lah. Tapi ada banyak juga aplikasi buat chatting, seperti Yahoo Messenger, MSN, GTalk, WhatsApp, LINE, Kakao Talk, We Chat, banyak banget deh! makannya, aneh banget kalo kamu bisa pacaran, padahal gak komunikasi, apa lagi menikah. 2. Komitmen Berat nih. Begitu kamu memasuki usia-usia menikah, kamu itu perlu banget punya komitmen, karena dalam menjalani hubungan yang serius, pasti perlu yang namanya komitmen. Komitmen buat ngejalanin hubungan kamu sampe menikah, saling kompromi dan saling berubah, saling mengerti satu sama lain. Nah, untuk melewati semua itu harus pake komitmen. Oh ya, dari tadi MBDC udah bahas komitmen, tapi kamu ngerti gak sih komitmen itu apa?! Komitmen itu yang dipake buat mandi. Bukan, itu gayung. 3. Keterbukaan Keterbukaan yang MBDC maksud itu jujur sama pacar kamu, tentang apa yang ada di diri kamu, jangan ada yang di tutup-tutupi. Hal ini penting, karena bangkai yang disimpan, lama-lama akan tercium juga. Jadi, dari pada kamu ketauan nanti, dan pacar kamu merasa dibohongi, mendingan kamu ngaku aja. Kalo bisa sih, dua-duanya saling terbuka, eh tapi bukan buka-bukaan loh ya. Eh tapi ya terserah juga sih. 4. Kepercayaan Kalo kamu yakin buat milih si doi jadi calon istri atau calon suami kamu, kamu harus belajar percaya sama dia. Dan sebaliknya, kamu juga jangan merusak kepercayaan yang dikasih ke kamu. Karena kepercayaan itu mirip penghapus, semakin kecil setiap ada kesalahan. Tapi kamu juga jangan mau dibegoin. Kalo kamu liat dia ciuman sama orang lain, terus dia bilang gak sengaja bibirnya kena lem, kebiri aja 5. Keintiman Menurut KBBI, intim itu akrab, atau karib jadi keintiman itu keakraban. Kamu kan pacaran tuh sama pacar kamu, jelas dong harus akrab sering pergi bareng, jalan-jalan, melakukan banyak hal bersama, supaya kamu sama dia makin dekat secara batin, dan tentunya keakraban kamu akan membantu kamu dalam membangun sebuah keluarga kelak. Masih ada banyak hal sih sebenernya yang perlu disiapin buat menikah. Misalnya lamaran, uang buat nikah, rumah, banyak deh. Mungkin ada yang bisa kasih tau di comments? Silakan lho.

MENGATASI ANAK MALAM BELAJAR

"CARA MENGATASI ANAK YANG MALAS BELAJAR April 2, 2013 by admin Leave a Comment Anak tidak mau belajar atau malas untuk membaca buku pelajaran,menjadi keluhan setiap orangtua.anak lebih suka melihat tayangan televisi dan sinetron yang menjadi favorit nya atau pun asik bermain dengan teman sebayanya. Jika anak tidak mau belajar,mereka menganggap belajar adalah kegiatan yang tidak menyenangkan dibandingkan bermain atau menonton televisi. untuk mengatasi anak yang malas belajar adalah dengan membuat anak menganggap belajar adalah kegiatan yang menarik,menyenangkan atau membuat mereka sadar bahwa belajar adalah suatu kebutuhan. Atasi dengan cara berikut ini: Tanamkan kepada anak bahwa belajar adalah suatu kewajiban dan tanggung jawab seorang pelajar yang hasilnya akan diraih di masa mendatang. Berikan contoh kepada sang anak,orangtua dapat ikut serta membaca atau pun belajar bersama kepada sang anak.dan berikan buku-buku yang bermanfaat untuk dibaca. Budayakan gemar membaca pada sang anak dimana pun itu. Ciptakan suasana belajar yang menyenangkan,rapi dan tata ruangan sedemikian nyaman dan menarik untuk tempat belajar. Berikan motivasi kepada anak untuk belajar dengan cara yang baik,berikan pendekatan selayaknya anda seorang sahabatnya sambil menyelami hatinya.jangan menyuruh anak belajar dengan memaksa apalagi dengan cara yang kasar. Berikan insentif atau pun hadiah dan pujian jika nilai anak bagus.hal ini agar memotivasi mereka lebih semangat lagi. Usahakan dekatkan diri anda dengan anak.tanyakan setiap masalah nya dan keluhan nya yang membuat nya susah dalam belajar.bantu sang anak untuk memecahkan masalahnya.cari ide agar anak semangat lagi. Pilihlah waktu yang tepat untuk sang anak belajar,sebagai orangtua bantulah anak dalam belajar dan tidak menonton televisi atau pun mendengarkan lagu keras. Jadikan waktu belajar ini sebagai aktivitas rutin sehari-hari,dan sebaiknya orangtua membantu anak dalam mengatasi masalah belajar nya Selain waktu belajar yang rutin sediakan juga waktu yang cukup untuk bermain dan berinteraksi dengan teman-temannya.agar sang anak juga tidak stres. Demikianlah semoga bermanfaat,amin…"

Minggu, 01 Februari 2015

SMK NEGERI 2 BATAM: SMK 2 Batam Terapkan Belajar Teori Dua Tahun

SMK NEGERI 2 BATAM: SMK 2 Batam Terapkan Belajar Teori Dua Tahun: TRIBUNNEWSBATAM, BATAM - Untuk  menciptakan lulusan unggulan, SMK 2 memiliki dua program unggulan yaitu kelas akutansi akselerasi dan indu...



Jumat, 30 Januari 2015

SAGULUNG KOTA RW 007: MELIHAT SESUATU SECARA OBYEKTIF

Suatu hari seorang ayah menyuruh anak-anaknya untuk pergi ke hutan melihat sebuah pohon Pir diwaktu yg berbeda...

Anak ke 1 disuruhnya pergi pada musim DINGIN,

Anak ke 2 pada musim SEMI,



Anak ke 3 pada musim PANAS, dan

Anak ke 4 pada musim GUGUR.

Anak 1 : pohon pir itu tampak sangat jelek & batangnya bengkok.

Anak 2 : pohon itu dipenuhi kuncup-kuncup hijau yg menjanjikan.

Anak 3 : pohon itu dipenuhi dengan bunga-bunga yg menebarkan bau yg harum.

Anak 4 : ia tidak setuju dengan saudaranya, ia berkata bahwa pohon itu penuh dengan buah yg matang & ranum.

Kemudian sang ayah berkata bahwa kalian semua benar, hanya saja kalian melihat di waktu yg berbeda.

Ayahnya berpesan :

“Mulai sekarang jangan pernah menilai kehidupan hanya berdasarkan satu masa yg sulit.”


Ketika kita sedang mengalami masa-masa sulit, segalanya terlihat tidak
menjanjikan, banyak kegagalan & kekecewaan, jangan cepat menyalahkan
diri & orang lain bahkan berkata bahwa kita tidak mampu, bodoh
& bernasib sial..

Ingatlah, kita adalah makhluk paling berharga dan sempurna di mata TUHAN, tidak ada istilah “nasib sial” bagi orang percaya!

Kerjakan yg menjadi bagian kita & percayalah TUHAN akan mengerjakan bagian-Nya…

sahabatku...


Jika kita tidak bersabar ketika berada di musim dingin, maka kita akan
kehilangan musim semi & musim panas yg menjanjikan harapan, &
kita tidak akan menuai hasil di musim gugur.

“Kegelapan malam tidak seterusnya bertahan, insya Allah esok akan datang fajar yg mengusir kegelapan.”

Bersama Alloh SWT selalu ada harapan yg baru. Insya Alloh

Selasa, 27 Januari 2015

31 Manfaat Menikah

Menikah adalah perintah Allah Ta’alaa dan sunnah Rasulullah Saw. Dijanjikan pahala yang amat besar agi siapa yang menjalankannya. Menikah disebut sebagai perjanjian yang agung di dalam Kitab Suci al-Qur’an. Bahkan saat terucap ijab qabul, ‘Arsy Allah Ta’alaa bergetar karena besarnya perjanjian dalam pernikahan. Sayangnya, meski menikah sudah amat jelas landasan syariatnya, banyak yang masih ragu untuk menjalankannya. Keraguan ini disebabkan banyak hal; mulai yang logis hingga dibuat-buat. Pasalnya, menikah tak serumit yang dibayangkan. Karena, menikah adalah ibadah dan siapa yang menjalankannya, Allah Ta’alaa akan menolongnya. Oleh karenanya, diperlukan banyak kajian tentang apa saja tujuan menikah. Harapannya, akan banyak yang bersegera dan berniat untuk membuktikannya. Meskipun, kaidah utamanya akan tetap berlaku: sebanyak apa pun riset dan teori akan sia-sia jika tidak dilakukan. Karena ilmu hanya terasa manfaatnya setelah bertranformasi menjadi amal shaleh. Maka, dari 31 poin manfaat menikah yang kami rilis ini, memungkinkan untuk terus bertambah. Dan, hanya bisa dirasakan oleh anda yang sudah menikah. 1. Melakukan perintah Allah Ta’alaa 2. Meneladani Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam 3. Mengolah rasa 4. Membentuk pola pikir yang lebih baik 5. Memenuhi kebutuhan biologis dan psikologis 6. Menjumpai sahabat sejati dalam setiap kondisi 7. Menyalurkan cinta dan kasih sayang 8. Mendapatkan surga dunia 9. Memperbanyak peran; istri atau suami, ibu atau bapak dan menantu 10. Menghalau sepi 11. Berbagi 12. Menyempurnakan separuh agama 13. Obat rindu 14. Menyatukan sayap untuk terbang bersama ke surga 15. Belajar menjadi orang tua yang bertanggung jawab 16. Memperbanyak keturunan 17. Bahagia dunia dan akhirat 18. Tidak mati dalam keadaan membujang 19. Mendapatkan pelindung dan melindungi 20. Menambah saudara 21. Membahagiakan orang tua dan keluarga 22. Menjaga diri dari dosa dan maksiat 23. Mendapatkan rasa aman dari fitnah 24. Membumi hanguskan galau 25. Ada sosok yang mengingatkan saat lalai 26. Memperluas dan memperbanyak peluang mendapatkan pahala dari hal kecil hingga besar 27. Menggapai ridha Allah Ta’alaa melalui ridha orang tua dan pasangan hidup 28. Melengkapi kekosongan hati 29. Mendapatkan kesehatan 30. Menggapai bahagia 31. Mendapatkan karunia kaya secara materi dan psikis Kira-kira, poin ke berapakah yang sudah dirasakan oleh sahabat..???

Ceramah Singkat: Cara Meraih Kesuksesan dan Kebahagiaan - Ustadz Abdurra...

Menyejukkan Pandangan Suami

Menyejukkan Pandangan Suami Rasulullah saw bersabda, “Wanita (istri) terbaik ialah jika engkau melihat kepadanya, ia menyenangkanmu. Jika engkau menyuruhnya, ia taat kepadamu. Jika engkau pergi darinya, ia menjagamu dengan menjaga dirinya dan menjaga hartamu.”(HR Muslim dan Ahmad). 🙆Oleh karena itu, jadilah seorang istri yang dapat menyejukkan mata suaminya, berhias dan berpenampilan indah saat di hadapan suami. Bukan sebaliknya. Di rumah bersama suami hanya sekedarnya, sedangkan saat keluar rumah justru bersolek memperindah diri. Menyejukkan Pandangan Suami. Rasulullah saw bersabda, “Wanita (istri) terbaik ialah jika engkau melihat kepadanya, ia menyenangkanmu. Jika engkau menyuruhnya, ia taat kepadamu. Jika engkau pergi darinya, ia menjagamu dengan menjaga dirinya dan menjaga hartamu.”(HR Muslim dan Ahmad). Oleh karena itu, jadilah seorang istri yang dapat menyejukkan mata suaminya, berhias dan berpenampilan indah saat di hadapan suami. Bukan sebaliknya. Di rumah bersama suami hanya sekedarnya, sedangkan saat keluar rumah justru bersolek memperindah diri.

Masalah Yang Sering Dialami Pasangan Muda

Kerikil Kecil Tak Cukup Tuk Hentikan Langkah Kata orang masa-masa bulan madu hanya akan bertahan tak lebih dari satu bulan setelah acara pernikahan. Karena setelah itu pasangan pengantin baru akan dihadapkan pada realita kehidupan berumah tangga yang pastinya penuh liku. Realita yang harusnya telah dipahami oleh setiap pasangan yang akan memutuskan untuk menikah. Pernikahan harusnya dipahami bukan hanya sekedar ritual menyatukan dua orang yang saling mencintai. Melainkan merupakan jejak awal dalam perjalanan kehidupan yang akan dilalui bersama. Permasalahan diyakini pasti akan terjadi sepanjang usia pernikahan. Permasalahan harus ditempatkan sebagai ujian yang memang harus dijalani bersama oleh pasangan suami istri. Selayaknya ujian di sekolah, jika berhasil melewati ujian itu mereka akan berada di tingkatan yang lebih tinggi dalam memahami sebuah pernikahan. Namun, jika tidak maka harus dipertanyakan kembali keberadaan keduanya dalam sebuah ikatan pernikahan. Bukan berarti pernikahan itu gagal, tetapi harus kembali direnungkan tentang tujuan awal pernikahan mereka. Dan bagi saya, segala hal yang berkaitan dengan menghadapi ujian-ujian dalam pernikahan tidak dimulai setelah malam resepsi pernikahan atau menunggu masa-masa bulan madu berakhir. Melainkan jauh sebelum saya dan suami memutuskan untuk menikah. Kami berusaha menyatukan visi tentang pernikahan yang kami inginkan. Dan membahas segala sesuatu berkaitan dengan rencana pernikahan, misal tentang jumlah anak, jaminan kesehatan dan pendidikan bagi anak dan anggota keluarga lainnya, kesepakatan tentang peranan masing-masing, dan lain sebagainya. Hingga pada saat kami benar-benar memasuki gerbang pernikahan. Kami berdua benar-benar yakin dengan apa yang telah kami rencanakan. Saya dan suami yakin kami pasti dapat melalui ujian sekecil apapun. Namun, manusia memang hanya bisa berencana namun Allah SWT yang akan memutuskan. Sesempurna apapun rencana yang telah kami susun masih tidak dapat membebaskan kami dari ujian. Masalah yang muncul di masa-masa awal pernikahan kami lebih banyak dikarenakan keegoisan masing-masing. Sama-sama masih muda yang memiliki emosi yang cenderung meledak-ledak. Masalah-masalah yang kami hadapi cenderung masalah-masalah yang sepele, semisal suami yang janji akan pulang untuk makan siang di rumah ternyata batal karena kesibukan. Atau tentang kebiasaan-kebiasaan yang baru kami ketahui satu sama lain setelah kami menikah. Karena kami sadari masa-masa awal pernikahan adalah saatnya untuk penyesuaian diri satu sama lain. Banyak hal yang harus dikompromikan. Meskipun di atas kertas kami sudah pernah mendiskusikan perihal kehidupan pernikahan tetap saja muncul kejutan-kejutan kecil yang baru kami tahu setelah menjalaninya. Kejutan yang terkadang menimbulkan konflik-konflik kecil dalam keseharian kami. Saya dan suami memahami semua permasalahan yang hadir di masa awal pernikahan kami adalah sebagai sebuah proses yang akan membentuk kami menjadi pasangan yang lebih solid nantinya. Paling tidak hingga kini, saya dan suami masih percaya visi yang kami pancangkan sebelum pernikahan kami dan segala permasalahan yang hadir selama pernikahan kami adalah sebuah proses yang harus dilalui berdua. Seberat apapun permasalahan yang nantinya akan kami lalui, selama kami masih memegang komitmen yang kami bangun berdua, semua tidak akan berat untuk dilalui.

Rabu, 21 Januari 2015

Perjanjian Pra Nikah Dibacakan Saat Akad Nikah

HOTTTTT .....Izinkanlah Aku Menikahimu, Bimbingan dan Bekal Pernikahan

Agar Pertengkaran Suami Istri Tidak Berujung Cerai

Agar Pertengkaran Suami Istri Tidak Berujung Cerai Selasa, 5 Februari 2013 13:26 WIB + Share Agar Pertengkaran Suami Istri Tidak Berujung Cerai Istimewa Hubungan tak harmonis. Menurut Melody Brooke, terapis pernikahan dan keluarga berlisensi juga penulis "The Blame Game", ada dua hal yang menggagalkan perkelahian intens: mengakui apa yang dilakukan untuk membuat pasangan berdecak kagum dan ekspresikan empati terhadap pasangan. Brooke mengakui ini adalah hal yang sulit namun biasanya sangat sukses diterapkan. "Membiarkan pertahanan kita turun dalam panasnya pertempuran nampaknya berlawanan dengan intuisi, namun sebenarnya sangat efektif terhadap pasangan." Temukan humor Pamela Bodley yang telah menikah 23 tahun, mengakui jika tak mudah menjalani pernikahan di tahun-tahun awal. "Namun itu akan menjadi sangat jauh lebih baik ke depan. Ini karena kami memiliki rasa humor.." Bodley mengakui, suaminya Paulus telah menceriakan suasana hati dengan melontarkan humor di setiap kesempatan. Diam dan sentuh. Brooke mengatakan, ada titik di mana membahas masalah yang menjadi topik perselisihan tidak membantu. Terkadang pasangan hanya perlu berpelukan satu sama lain ketika tidak ada lagi yang bisa dipertemukan. "Terkoneksi kembali dengan sentuhan ini sangatlah penting."

Wajib Dihindari dalam Pertengkaran Rumah Tangga

3 Hal Yang Wajib Dihindari dalam Pertengkaran Rumah Tangga Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du, Pertengkaran dalam rumah tangga, salah satu diantara pertanyaan yang banyak masuk melalui situs KonsultasiSyariah.com. Semoga artikel ini bisa menambah wawasan untuk menuju yang lebih baik. Pertengkaran dalam rumah tangga, hampir pernah terjadi dalam semua keluarga. Tak terkecuali keluarga yang anggotanya orang baik sekalipun. Dulu keluarga Ali bin Abi Thalib dan Fatimah radhiyallahu ‘anhuma, juga pernah mengalami semacam ini. Dari Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi rumah Fatimah radhiyallahu ‘anha, dan beliau tidak melihat Ali di rumah. Spontan beliau bertanya: “Di mana anak pamanmu?” ‘Tadi ada masalah dengan saya, terus dia marah kepadaku, lalu keluar. Siang ini dia tidak tidur di sampingku.’ Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada para sahabat tentang keberadaan Ali. ‘Ya Rasulullah, dia di masjid, sedang tidur.’ Datanglah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ke masjid, dan ketika itu Ali sedang tidur, sementara baju atasannya jatuh di sampingnya, dan dia terkena debu. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusap debu itu, sambil mengatakan, قُمْ أَبَا تُرَابٍ، قُمْ أَبَا تُرَابٍ “Bangun, wahai Abu Thurab… bangun, wahai Abu Thurab…” (HR. Bukhari 441 dan Muslim 2409) Tentu tidak ada apa-apanya ketika keluarga kita dibandingkan dengan keluarga Ali dan Fatimah radhiyallahu ‘anhuma. Meskipun demikian, pertengkaranpun kadang terjadi diantara mereka. Sebagaimana semacam ini juga terjadi di keluarga kita. Hanya saja, pertengkaran yang terjadi di keluarga yang baik sangat berbeda dengan pertengkaran yang terjadi di keluarga yang tidak baik. Apa Bedanya? Keluarga yang tidak baik, mereka bertengkar tanpa aturan. Satu sama lain saling menguasi dan saling mendzalimi. Setitikpun tidak ada upaya untuk mencari solusi. Yang penting aku menang, yang penting aku mendapat hakku. Tak jarang pertengkaran semacam ini sampai menui caci-maki, KDRT, atau bahkan pembunuhan. Berbeda dengan keluarga yang baik, sekalipun mereka bertengkar, pertengkaran mereka dilakukan tanpa melanggar aturan. Sekalipun mereka saling sakit hati, mereka tetap menjaga jangan sampai mendzalimi pasangannya. Dan mereka berusaha untuk menemukan solusinya dari pertengkaran ini. Umumnya sifat semacam ini ada pada keluarga yang lemah lembut, memahami aturan syariat dalam fikih keluarga, dan sadar akan hak dan kewajiban masing-masing. Semua Jadi Pahala Apapun kesedihan yang sedang kita alami, perlu kita pahami bahwa itu sejatinya bagian dari ujian hidup. Sebagai orang beriman, jadikan itu kesempatan untuk mendulang pahala. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: مَا يُصِيبُ المُسْلِمَ، مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ، وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا، إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ “Tidak ada satu musibah yang menimpa setiap muslim, baik rasa capek, sakit, bingung, sedih, gangguan orang lain, resah yang mendalam, sampai duri yang menancap di badannya, kecuali Allah jadikan hal itu sebagai sebab pengampunan dosa-dosanya.” (HR. Bukhari 5641). Pahami bahwa bisa jadi pertengkaran ini disebabkan dosa yang pernah kita lakukan. Kemudian Allah memberikan hukuman batin dalam bentuk masalah keluarga. Di saat itu, hadirkan perasaan bahwa Allah akan menggugurkan dosa-dosa anda dengan kesedian yang anda alami…lanjutkan dengan bertaubat dan memohon ampun kepada-Nya. Umar bin Abdul Aziz mengatakan, مَا نَزَلَ بَلَاءٌ إلَّا بِذَنْبِ وَلَا رُفِعَ إلَّا بِتَوْبَةِ “Musibah turun disebabkan dosa dan musibah diangkat dengan sebab taubat.” (Majmu’ Fatawa, 8/163) 3 Hal Yang Harus Dihindari dalam Pertengkaran Rumah Tangga Selanjutnya, ada 3 hal yang wajib dihindari ketika terjadi pertengakaran. Semoga dengan menghindari hal ini, pertengkaran dalam keluarga muslim tidak berujung pada masalah yang lebih parah. Secara umum, aturan ini telah disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam hadis dari Hakim bin Muawiyah Al-Qusyairi, dari ayahnya, bahwa beliau bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang kewajiban suami kepada istrinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, أَنْ تُطْعِمَهَا إِذَا طَعِمْتَ، وَتَكْسُوَهَا إِذَا اكْتَسَيْتَ، أَوِ اكْتَسَبْتَ، وَلَا تَضْرِبِ الْوَجْهَ، وَلَا تُقَبِّحْ، وَلَا تَهْجُرْ إِلَّا فِي الْبَيْت “Kamu harus memberi makan kepadanya sesuai yang kamu makan, kamu harus memberi pakaian kepadanya sesuai kemampuanmu memberi pakaian, jangan memukul wajah, jangan kamu menjelekannya, dan jangan kamu melakukan boikot kecuali di rumah.” (HR. Ahmad 20011, Abu Daud 2142 dan dishahihkan Al-Albani). Hadis ini merupakan nasehat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para suami. Meskipun demikian, beberapa larangan yang disebutkan dalam hadis ini juga berlaku bagi wanita. Dari hadis mulia ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menasehatkan untuk menghindari 3 hal: Pertama, hindari KDRT Dalam Al-Quran Allah membolehkan seorang suami untuk memukul istrinya ketika sang istri membangkang. Sebagaimana firman Allah di surat An-Nisa: وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا Wanita-wanita yang kamu khawatirkan tidak tunduk, nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya..(QS. An-Nisa: 34) Namun ini izin ini tidak berlaku secara mutlak. Sehingga suami bebas melampiaskan kemarahannya dengan menganiaya istrinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan batasan lain tentang izin memukul, 1. Tidak boleh di daerah kepala, sebagaimana sabda beliau, “jangan memukul wajah.” Mencakup kata wajah adalah semua kepala. Karena kepala manusia adalah hal yang paling penting. Ada banyak organ vital yang menjadi pusat indera manusia. 2. Tidak boleh menyakitkan Batasan ini disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam khutbah beliau ketika di Arafah. إِنْ فَعَلْنَ ذَلِكَ فَاضْرِبُوهُنَّ ضَرْبًا غَيْرَ مُبَرِّحٍ “Jika istri kalian melakukan pelanggaran itu, maka pukullah dia dengan pukulan yang tidak menyakitkan.” (HR. Muslim 1218) Keterangan ini juga disebutkan Al-Bukhari dalam shahihnya, ketika beliau menjelaskan firman Allah di surat An-Nisa: 34 di atas. Atha’ bin Abi Rabah pernah bertanya kepada Ibnu Abbas, قلت لابن عباس : ما الضرب غير المبرح ؟ قال : السواك وشبهه يضربها به Saya pernah bertanya kepada Ibnu Abbas, ‘Apa maksud pukulan yang tidak menyakititkan?’ Beliau menjawab, “Pukulan dengan kayu siwak (sikat gigi) atau semacamnya.” (HR. At-Thabari dalam tafsirnya, 8/314). Termasuk makna pukulan yang tidak menyakitkan adalah pukulan yang tidak meninggalkan bekas, seperti memar, atau bahkan menimbulkan luka dan mengeluarkan darah. Karena sejatinya, pukulan itu tidak bertujuan untuk menyakiti, tapi pukulan itu dalam rangka mendidik istri. Namun, meskipun ada izin untuk memukul ringan, tidak memukul tentu jauh lebih baik. Karena wanita yang lemah bukanlah lawan yang seimbang bagi lelaki yang gagah. Anda bisa bayangkan, ketika ada orang yang sangat kuat, mendapatkan lawan yang lemah. Tentu bukan sebuah kehormatan bagi dia untuk meladeninya. Karena itu, lawan bagi suami yang sesunguhnya adalah emosinya. Suami yang mampu menahan emosi, sehingga tidak menyikiti istrinya, itulah lelaki hebat yang sejatinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الغَضَبِ “Orang yang hebat bukahlah orang yang sering menang dalam perkelahian. Namun orang hebat adalah orang yang bisa menahan emosi ketika marah.” (HR. Bukhari 6114 dan Muslim 2609). Seperti itulah yang dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. A’isyah menceritakan, مَا ضَرَبَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا قَطُّ بِيَدِهِ، وَلَا امْرَأَةً، وَلَا خَادِمًا، إِلَّا أَنْ يُجَاهِدَ فِي سَبِيلِ اللهِ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah memukul wanita maupun budak dengan tangan beliau sedikitpun. Padahal beliau berjihad di jalan Allah. (HR. Muslim 2328). Maksud pernyataan A’isyah, “Padahal beliau berjihad di jalan Allah” untuk membuktikan bahwa sejatinya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sosok yang pemberani. Beliau pemberani di hadapan musuh, bukan pemberani di hadapan orang lemah. Beliau tidak memukul wanita atau orang lemah di sekitarnya. Karena memukul orang lemah bukan bagian dari sifat ‘pemberani’. Kedua, Hindari Caci-maki Siapapun kita, tidak akan bersedia ketika dicaci maki. Karena itulah, syariat hanya membolehkan hal ini dalam satu keadaan, yaitu ketika seseorang didzalimi. Syariat membolehkan orang yang didzalimi itu untuk membalas kedzalimannya dalam bentuk cacian atau makian. Allah berfirman, لَا يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلَّا مَنْ ظُلِمَ Allah tidak menyukai Ucapan buruk (caci maki), (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. (An-Nisa: 148) Setidaknya, ketika dia tidak mampu memberi balasan secara fisik, dia mampu membalas dengan melukai hati orang yang mendzaliminya. Dalam ikatan rumah tangga, syariat memotivasi kaum muslimin untuk menciptakan suasana harmonis. Sehingga sampaipun terjadi masalah, balasan dalam bentuk caci maki harus dihindarkan. Karena kalimat cacian dan makian akan menancap dalam hati, dan bisa jadi akan sangat membekas. Sehingga akan sangat sulit untuk bisa mengobatinya. Jika semacam ini terjadi, sulit untuk membangun keluarga yang sakinah. Karena itulah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menasehatkan jangan sampai seseorang mencaci pasangannya. Apalagi membawa-bawa nama keluarga atau orang tua, yang umumnya bukan bagian dari masalah. Beliau bersabda, “jangan kamu menjelekannya” Dalam Syarh Sunan Abu Daud dinyatakan, لَا تَقُلْ لَهَا قَوْلًا قَبِيحًا وَلَا تَشْتُمْهَا وَلَا قَبَّحَكِ اللَّهُ “Jangan kamu ucapkan kalimat yang menjelekkan dia, jangan mencacinya, dan jangan doakan keburukan untuknya..” (Aunul Ma’bud Syarh Sunan Abu Daud, 6/127). Perlu kita ingat bahwa cacian dan makian kepada pasangan yang dilontarkan tanpa sebab, termasuk menyakiti orang mukmin atau mukminah yang dikecam dalam Al-Qur’an. Allah berfirman, وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا Orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, Maka Sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. (QS. Al-Ahzab: 58) Marah kepada suami atau marah kepada istri, bukan alasan pembenar untuk mencaci orang tuanya. Terlebih ketika mereka sama sekali tidak bersalah. Allah sebut tindakan semacam ini sebagai dosa yang nyata. Ketiga, Jaga Rahasia Keluarga Bagian ini penting untuk kita perhatikan. Hal yang perlu disadari bagi orang yang sudah keluarganya, jadikan masalah keluarga sebagai rahasia anda berdua. Karena ketika masalah itu tidak melibatkan banyak pihak, akan lebih mudah untuk diselesaikan. Terkait tujuan ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menasehatkan, وَلَا تَهْجُرْ إِلَّا فِي الْبَيْت “jangan kamu boikot istrimu kecuali di rumah” Ketika suami harus mengambil langkah memboikot istri karena masalah tertentu, jangan sampai boikot ini tersebar keluar sehingga diketahui banyak orang. Sekalipun suami istri sedang panas emosinya, namun ketika di luar, harus menampakkan seolah tidak ada masalah. Kecuali jika anda melaporkan kepada pihak yang berwenang, dalam rangka dilakukan perbaikan. Siapakah pihak yang berwenang? Pihak yang posisinya bisa mengendalikan dan memberi solusi atas masalah keluarga. Dalam hal ini bisa KUA, hakim, ustadz yang amanah, atau mertua. Kami sebut mertua, karena dia berwenang untuk mengendalikan putra-putrinya. Dan ini tidak berlaku sebaliknya. Agar tidak salah paham, berikut keterangan lebih rinci; Ketika suami melakukan kesalahan, tidak selayaknya sang istri melaporkan kesalahan suami ini kepada orang tua istri. Tapi hendaknya dilaporkan kepada orang yang mampu mengendalikan suami, misalnya tokoh agama yang disegani suami atau orang tua suami. Demikian pula ketika sumber masalah adalah istri. Hendaknya suami tidak melaporkannya kepada orang tuanya, tapi dia laporkan ke mertuanya (ortu istri). Solusi ini baru diambil ketika masalah itu tidak memungkinkan untuk diselesaikan sendiri antara suami-istri. Hindari Pemicu Adu Domba Bagian ini perlu kita hati-hati. Ketika seorang istri memiliki masalah dengan suaminya, kemudian dia ceritakan kepada orang tua istri, muncullah rasa kasihan dari orang tuanya. Namun tidak sampai di sini, orang tua istri dan suami akhirnya menjadi bermusuhan. Orang tua istri merasa harga dirinya dilecehkan karena putrinya didzalimi anak orang lain, sementara suami menganggap mertuanya terlalu ikut campur urusan keluarganya. Bukannya solusi yang dia dapatkan, namun masalah baru yang justru lebih parah dibandingkan sebelumnya. Selanjutnya, jadilah keluarga yang bijak, yang terbuka dengan pasangannya, karena ini akan memperkecil timbulnya dugaan buruk (suudzan) antar-sesama. Jika anda tidak memungkinkan menyampaikan secara langsung, sampaikan dalam bentuk email, atau sms. Lebih rincinya, anda bisa pelajari artikel : Mengatasi Keretakan Hubungan Suami Istri Semoga bermanfaat.., Allahu a’lam

Ceramah Singkat: Resep Keluarga dan Rumah Tangga Bahagia, Harmonis dan S...

MANTAN BIARAWATI MASUK ISLAM (Perayaan Natal 25 Desember) Hj. Irena Han...

Hj. Tan Mei Hwa - Ustadzah Cina yang Lucu dan Mempesona (Poligami)

Hj. Tan Mei Hwa - Ustadzah Cina yang Lucu dan Mempesona (Poligami)

Inilah Keluarga Bahagia Ustadz Arifin Ilham dengan 2 Istrinya

Kisah Keluarga Sakinah | Ustad Yusuf Mansur | Cara Tepat dan Cepat Menga...

Membangun Keluarga Sakinah

Memiliki keluarga yang sakinah atau harmonis merupakan dambaan setiap pasangan suami istri, akan tetapi untuk mewujudkannya bukanlah hal yang mudah. Di tengah arus kehidupan seperti sekarang ini, jangankan untuk membangun rumah tangga yang sakinah, untuk dapat mempertahankan keutuhan rumah tangga saja sudah merupakan sebuah prestasi. Sudah saatnya bagi kita semua untuk merenunginya, melakukan refleksi diri, apakah kita sudah berjalan pada koridor yang diinginkan oleh Allah dalam menjalakan kehidupan berumah tangga ataukah belum. hijapedia, hijab, jilbab Agama Islam senantiasa mengajarkan kepada umatnya agar keluarga dijadikan sebagai institusi yang aman, nyaman, bahagia dan kukuh bagi setiap ahli keluarga. Al Quran dan Hadist merupakan landasan bagi terbentuknya sebuah keluarga yang sakinah termasuk dalam hal mengatasi setiap permasalahan yang timbul. Berdasarkan hadist nabi, ada 5 pilar utama untuk dapat mewujudkan sebuah keluarga yang sakinah, diantaranya adalah: 1. Memiliki kecenderungan terhadap agama 2. Saling menghormati dan menyayangi 3. Sederhana dalam berbelanja 4. Santun dalam bergaul 5. Selalu instropeksi diri Lalu bagaimana cara atau tips membangun keluarga sakinah? Berikut diantaranya: 1. Memilih suami atau istri dengan kriteria yang tepat Dalam memilih pasangan kriteria yang tepat sangatla penting, misalnya beragama Islam, shaleh atau shalehah, berasal dari keturunan baik-baik, berakhlak mulia dsb. 2. Memenuhi syarat utama dalam keluarga yaitu ‘mawaddah’ (cinta yang membara dan menggebu) dan ‘rahmah’ (Kasih sayang yang lembut, siap berkorban dan melindungi kepada yang dikasihi) 3. Saling mengerti atau memahami antara suami dan istri Saling mengerti dan memahami serta menghindari aksi egoisme sangat penting dalam membina sebuah keluarga. 4. Saling menerima kelebihan serta kekurangan masing-masing Anda tentu tahu bahwa tidak ada manusia yang sempurna, demikian pula dengan pasangan Anda. Ketika Anda dan pasangan telah berkomitmen untuk membangun hubungan maka Anda dan pasangan harus siap menerima kelebihan dan kekrangan masing-masing. 5. Saling menghargai satu sama lain, penghargaan terhadap pasangan adalah hal yang penting, karena setiap manusia itu pasti memiliki kelebihan. 6. Saling mempercayai antara suami dan istri, kepercayaan merupakan salah satu faktor yang memberikan ketenangan terhadap satu sama lain. 7. Mengerti dan dengan sukarela menjalankan kewajiban masing-masing. 8. Hubungan harus didasar perasaan saling membutuhkan. Tidak ada manusia yang bisa memenuhi kebutuhannya sendiri, karena Allah menciptakan manusia sebagai makhluk sosial. Demikianlah penjelasan mengenai Cara membangun keluarga sakinah, jika kamu memiliki masalah dalam rumah tangga

JURUS MEMBAHAGIAKAN SUAMI

Keluarga Sakinah: 17 Jurus Membahagiakan Suami Salah satu kunci keluarga sakinah adalah adanya cinta dan kasih sayang suami dan istri yang dibangun di atas spirit saling membahagiakan. Di bawah ini adalah 17 tips bagi istri agar bisa membahagiakan suami. Tips ini merupakan ringkasan dari buku How to Make Your Husband Happy, karya Syaikh Muhammad Abdul Halim Hamid. 1. Sambutan yang manis Sekembalinya suami dari bekerja, dinas luar kota, bepergian, atau kemana pun dia pergi, sambutlah dia dengan baik. Temui dia dengan wajah riang gembira. Bersolek dan pakailah wewangian. Kabarilah dia dengan kabar-kabar baik yang menggembirakan. Tahan diri Anda untuk menyampaikan berita-berita buruk, setidaknya sampai dia telah beristirahat dengan cukup. Berusaha keraslah untuk menyajikan makanan-makanan bermutu, dan sajikanlah selalu tepat waktu. 2. Percantiklah dirimu dan rendahkan suaramu Usahakan agar Anda selalu tampil cantik dan merendahkan suara di hadapannya. Lakukanlah hal itu hanya untuk suami Anda, dan jangan menampakkan kecantikan Anda di hadapan laki-laki yang bukan mahram (laki-laki yang layak untuk engkau nikahi jika engkau belum menikah). 3. Senantiasa tampil mewangi dan selalu cantik Rawatlah dengan baik tubuh dan kebugaran jasmani Anda. Kenakanlah pakaian-pakaian yang menarik dan pakailah parfum yang aromanya disukai suami Anda. Mandilah secara teratur. Apabila telah bersih dari haid, bersihkanlah setiap berkas darah atau bau tak sedap. Gunakanlah jenis parfum, warna-warna, dan pakaian yang disenangi suami Anda. Ubahlah gaya rambut, parfum, dan lainnya dari waktu ke waktu untuk menghindari kejenuhan. Bagaimanapun, semua hal di atas harus dilakukan dengan tidak berlebih-lebihan, dan tentu saja, jangan melakukannya di hadapan laki-laki dan wanita yang bukan mahram. ...semua hal di atas harus dilakukan dengan tidak berlebih-lebihan, dan tentu saja, jangan melakukannya di hadapan laki-laki dan wanita yang bukan mahram... 4. Ketika melakukan hubungan intim. Bergegaslah untuk melakoni hubungan intim ketika suami Anda merasa sangat berhasrat untuk melakukannya. Jagalah kebersihan tubuh dan senantiasa tampil harum semaksimal mungkin. Pun demikian, jangan lupa untuk membersihkan setiap cairan yang keluar selama berhubungan intim. Lontarkan ungkapan-ungkapan cinta yang mesra kepada suami Anda. Biarkan suami Anda untuk memuaskan gairahnya. Pilihkan waktu yang sesuai dan kesempatan yang baik untuk memuaskan suami. Beri dia stimulus untuk berhubungan intim sepulangnya dia dari perjalanan jauh yang memakan waktu lama. 5. Merasa puas dengan apa yang telah Allah berikan melalui suami. Anda jangan pernah merasa depresi hanya karena suami Anda miskin atau memiliki pekerjaan dan karir yang biasa-biasa saja. Selama Anda dan suami dekat Allah –Sang Pemberi rezeki—, maka Dia pun akan menggelontorkan rezeki dan karunianya. Anda mesti melihat orang-orang sekeliling yang miskin, sakit, cacat, dan lainnya. Lantas bandingkan dengan semua yang telah Allah karuniai kepada Anda dan keluarga. Ingatlah selalu bahwa kekayaan sejati terletak pada tingginya keimanan dan keshalihan. Dua hal itu merupakan investasi terbaik untuk menjalani kehidupan yang kekal kelak. ...jangan pernah merasa depresi hanya karena suami Anda miskin atau memiliki pekerjaan yang biasa-biasa saja. Selama Anda dan suami dekat Allah Sang Pemberi rezeki, maka Dia pun akan menggelontorkan rezeki dan karunianya... 6. Jangan pusing dengan hal-hal keduniaan. Jangan menjadikan hal-hal duniawi sebagai harapan dan minat Anda. Anda tak perlu banyak memohon kepada suami Anda hal-hal yang tidak penting. Kendati demikian, hidup zuhud bukan berarti tidak boleh menikmati hal-hal yang baik dan dibolehkan (baca: dihalalkan) syariat Islam. Namun pastinya, Anda harus memprioritaskan kehidupan akhirat kelak, dan memanfaatkan semua sarana dan faktor-faktor yang dapat memberikan keuntungan di surga. Doronglah suami Anda untuk meminimalkan pengeluaran untuk hal-hal tidak penting, dan doronglah dia untuk menabung agar bisa memberi sedekah dan zakat kepada orang-orang miskin dan mereka yang membutuhkan. 7. Bersyukur dan memberikan apresiasi. Berdasarkan sabda Rasulullah SAW, mayoritas penghuni neraka adalah wanita, dikarenakan mereka tidak bersyukur. Hasil dari rasa bersyukur adalah suami Anda akan lebih mencintai Anda, dan dia akan berupaya keras untuk membahagiakan Anda dengan beragam cara. Sementara dampak dari tidak bersyukur adalah suami Anda akan kecewa, lantas mulai bertanya, “Mengapa saya harus berbuat baik kepada istri saya, sementara dia tidak pernah bersyukur dan hormat?!” 8. Kesetiaan dan ketaatan. Bersikap setia terutama ketika suami didera musibah yang menimpa raga atau pekerjaannya, semisal kecelakaan atau kebangkrutan. Dukunglah suami Anda dengan apa pun yang Anda miliki (baik materi ataupun non-materi). ...Bersikap setia terutama ketika suami didera musibah yang menimpa raga atau pekerjaannya, semisal kecelakaan atau kebangkrutan... 9. Memenuhi permintaan suami. Penuhilah permintaan suami dan taatilah semua permintaan-permintaannya, jika memang tidak menyelisihi Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Dalam Islam, suami adalah pemimpin keluarga, dan istri adalah penyokong dan konsultan baginya. 10. Jika suami marah, buatlah dirinya merasa lega. Hindari dan jauhi hal-hal yang bisa membuat marahnya berkepanjangan. Namun jika ternyata marahnya berkepanjangan, dan Anda tidak bisa ‘menjinakkannya’, maka cobalah untuk menenangkannya dengan langkah-langkah berikut: Jika Anda bersalah dan melakukan kekeliruan, maka mintalah maaf kepadanya. Namun jika dia yang melakukan kesalahan, maka Anda harus tetap bersikap tenang, jangan mengkritiknya dengan pedas, mendebat, menentang, atau bahkan berteriak. Tunggulah sampai kemarahannya mereda, lalu diskusikan segala sesuatunya secara damai. Kemudian jika dia marah dikarenakan faktor-faktor eksternal, maka ada baiknya Anda diam, sampai kemarahannya sirna. Lalu tanyakan kepadanya apa yang membuatnya marah; apakah kelelahan, problem di kantor, ada orang yang menghinanya, dan lain sebagainya. Dan jangan banyak bertanya, namun fokus pada apa-apa yang membuatnya marah. Anda bisa bertanya kepadanya, “Kamu harus memberitahu kepadaku apa yang terjadi?”, “Aku harus tahu apa yang membuatmu marah?”, atau “Kamu membunyikan sesuatu, dan aku punya hak untuk tahu apa itu”. 11. Menjaga diri ketika suami tidak ada. Jagalah diri Anda dari segala hubungan yang diharamkan. Jaga setiap rahasia-rahasia keluarga, terutama yang berkenaan dengan hubungan suami-istri. Menjaga rumah dan merawat anak-anak. Menjaga uang dan segala harta bendanya. Jangan sekali-kali keluar rumah tanpa izin suami, dan tanpa mengenakan hijab (jilbab) yang rapih. Tolak kehadiran orang-orang yang tidak disenangi suami, jangan biarkan mereka masuk ke dalam rumah ketika suami tidak ada. Jangan biarkan laki-laki non-mahran berduaan dengan Anda di mana pun. ...Tolak kehadiran orang-orang yang tidak disenangi suami, jangan biarkan mereka masuk ke dalam rumah ketika suami tidak ada... 12. Tunjukkan rasa hormat kepada keluarga dan teman-temannya. Anda harus menyambut dan bersikap baik kerabat dan teman-teman suami Anda, terutama kedua orangtuanya. Sebisa mungkin Anda harus menghindari masalah dengan para kerabatnya. Anda harus menghindari memojokkan suami Anda ke posisi di mana dia harus memilih antara ibu dan istrinya secara dilematis. Tunjukkan keramahtamahan Anda kepada tamu-tamunya, dengan cara menyiapkan tempat yang menyenangkan kepada mereka untuk duduk, menyajikan makanan yang paling baik, menyambut istri-istri mereka, dan lain sebagainya. Dorong suami Anda agar secara rutin bersilaturahim ke kerabat keluarganya, dan agar mereka mengunjungi rumah Anda. Telponlah orangtua suami Anda, kakak-kakak dan adik-adiknya; kirimi mereka surat, beri mereka hadiah, bantu mereka ketika terkena musibah, dan lainnya. 13. Kecemburuan yang terpuji. Kecemburuan merupakan indikasi cinta dan sayangnya seorang istri kepada suaminya, namun tetap harus dalam batas-batas koridor ajaran Islam. Dalam artian, Anda boleh saja cemburu, tapi jangan sampai kecemburuan Anda dibarengi dengan caci-maki atau ghibah kepada orang lain. Jangan mengikuti atau menciptakan keraguan-keraguan tidak mendasar di dalam diri Anda terkait suami Anda. ...Kecemburuan merupakan indikasi cinta dan sayangnya seorang istri kepada suaminya, namun tetap harus dalam batas-batas koridor ajaran Islam... 14. Kesabaran dan dukungan emosional. Bersabarlah ketika Anda dan suami menghadapi kemiskinan dan keadaan-keadaan yang menegangkan. Bersabarlah ketika musibah atau malapetaka menimpa Anda, suami, anak-anak, kerabat, atau harta benda Anda, baik musibah penyakit, kecelakaan, kematian, dan lain-lain. Bersabarlah ketika suami Anda menerima tantangan dan rintangan dalam berdakwah (seperti diintimidasi, disiksa, dipenjara, atau bahkan dibunuh). Dukung dan kuatkan selalu suami Anda agar senantiasa berada di atas rel ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan selalu ingatkan dia akan surga yang dijanjikan Allah bagi orang-orang bertauhid lurus. Jika suami Anda memperlakukan Anda secara tidak baik, maka bersabarlah dan balaslah perlakuan buruknya dengan perlakuan baik. 15. Mendukung suami untuk taat kepada Allah, berdakwah, dan berjihad fi sabilillah. Bekerjasamalah dengan suami Anda dan ingatkan dia untuk melaksanakan berbagai ibadah wajib dan sunnah. Dorong suami Anda agar melaksanakan shalat tahajud. Ajak dia untuk rutin membaca Al-Qur’an dan memahami makna serta tafsirnya. Ajak suami Anda untuk mendengarkan ceramah-ceramah keislaman. Ingatlah selalu Allah. Pelajarilah hukum-hukum dan ajaran Islam untuk muslimah. Dukunglah aktivitas suami dengan memberinya berbagai opini bijak, dan redakanlah rasa sakitnya. Luangkanlah waktu Anda untuk melakukan dakwah bersama suami. Beri motivasi suami Anda untuk pergi berjihad, jika memang diharuskan dan kondisi memungkinkan. Ingatkan dia bahwa ketika dia berjihad, maka Anda dan anak-anak akan dijaga oleh Allah. ...Beri motivasi suami Anda untuk pergi berjihad, jika memang diharuskan dan kondisi memungkinkan. Ingatkan dia bahwa ketika dia berjihad, maka Anda dan anak-anak akan dijaga oleh Allah... 16. Merawat rumah dengan baik. Upayakan agar rumah selalu bersih dan tertata dengan baik. Ubahlah tata letak barang-barang di rumah Anda dari waktu ke waktu untuk menghindari kebosanan. Pelajari semua skill pemeliharaan rumah. Pelajari bagaimana merawat anak-anak secara baik berdasarkan ajaran Islam. 17. Mengatur keuangan keluarga. Jangan membelanjakan uang suami Anda, bahkan untuk berderma sekalipun, tanpa meminta izin darinya. Rawatlah rumah, kendaraan, dan barang-barang pribadi suami, ketika dia tidak ada di rumah. Upayakan agar anak-anak senantiasa ada dalam kondis bersih, rapih, terawat, berpendidikan, berakhlak baik, dan lain sebagainya. Ajarkan kepada mereka prinsip-prinsip Islam yang luhur; ceritakan juga kisah-kisah para nabi, sahabat Rasul, serta orang-orang shaleh terdahulu - See more at: http://www.voa-islam.com/read/artikel/2010/07/09/7931/keluarga-sakinah17-jurus-membahagiakan-suami/;#sthash.OEwxnB71.dpuf
Kenakalan Remaja dan Solusinya Posted by "Opini Publik" Posted on 5:39 PM with No comments Akhir-akhir ini media massa diwarnai berita-berita negatif tentang kenakalan remaja, mulai dari kekerasan, penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, free sex, hingga kriminalitas yang dapat menelan korban jiwa. Anehnya, semua kenakalan itu banyak dilakukan oleh anak remaja sekolah yang seharusnya menunjukkan prilaku positif. Hal ini harus menjadi perhatian serius oleh semua elemen, khususnya para orang tua dan praktisi pendidikan. Langkah-langkah strategis dan praktis sangat mendesak untuk dilakukan dalam rangka mengidentifikasi, menginvestigasi, dan memberikan solusi efektif guna menanggulangi kenakalan remaja. Semua itu membutuhkan ketelatenan, keuletan, kesungguhan, dan semangat tinggi dari semua elemen. Buku Kiat Mengatasi Kenakalan Remaja di Sekolah ini mengupas tuntas permasalahan remaja dan solusinya melalui pendekatan psikologis dan edukatif. Dengan dua pendekatan ini diharapkan mampu menganalisis semua permasalahan remaja secara mendalam sehingga mampu menemukan solusi tepat yang dapat diterapkan dalam proses pendidikan di sekolah. Sebagai ujung tombak dalam pendidikan anak, sekolah memiliki peran sangat vital dalam menyelesaikan problematika kenakalan remaja. Oleh karena itu, sekolah dengan struktur dan manajemen profesionalnya sudah seharusnya mengalokasikan sumber daya manusia dan finasialnya agar tetap aktif dalam menangani kenakalan remaja. Buku ini hadir untuk membantu memberikan pemahaman utuh kepada semua praktisi pendidikan dalam menanggulangi kenakalan remaja. Sebelum melakukan tindak penanggulangan kenakalan remaja, sekolah perlu melakukan langkah-langkah strategis agar tidak salah sasaran. Dimulai dengan persiapan bekal pemahaman yang utuh terhadap remaja dan dunianya serta perannya di masyarakat. Bekal ini sangat penting bagi semua pihak di sekolah, terutama guru, sebagai motor penggerak motivasi dalam melaksanakan langkah-langkah berikutnya. Karena sekolah mempunyai tanggung jawab besar untuk mempersiapkan remaja ideal sebagai ilmuwan dan penggerak kemajuan dan kesejahteraan di tengah-tengah masyarakat (halaman 25). Setidaknya ada dua alasan yang penting untuk disadari oleh semua pendidik mengapa ramaja harus disiapkan dengan matang. Yaitu, pertama, remaja mempunyai peran dan nilai yang strategis serta signifikan dalam menentukan masa depan bangsa. Kedua, eksistensi remaja sebagai simbol progresivitas, pelopor, dan penentu arah dinamika suatu bangsa (halaman 32). Langkah selanjutnya setelah mengetahui posisi dan peran remaja secara menyeluruh adalah menganalisis penyebab-penyebab kenakalan remaja. Menurut Kartini Kartono, kenakalan remaja disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal (endogen) dan faktor eksternal (eksogen). Faktor internal berlangsung melalui proses internalisasi diri yang keliru oleh remaja dalam menanggapi lingkungan di sekitarnya dan semua pengaruh dari luar. Sedangkan faktor eksternal adalah semua perangsang dan pengaruh luar yang menimbulkan tingkah laku terntentu bagi anak-anak remaja. Misalnya, tindak kekerasan, kejahatan, perkelahian, pornografi, pornoaksi, pergaulan, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dan lain sebagainya (halaman 125-129). Faktor lain adalah kurangnya perhatian dari orang tua dan guru. Apalagi kondisi saat ini yang serba canggih. Kecanggihan teknologi tersebut harus diimbangi dengan kontrol yang baik dan pembinaan moral yang tepat agar para pendidik tidak “kecolongan”. Karena kemudahan dalam mengakses informasi secara bebas dapat mempengaruhi pola pikir anak. Jika yang diakses informasi yang tidak baik dan merusak seperti pornografi dan semacamnya, maka mereka akan cenderung ingin meniru apa yang mereka lihat. Perlu disadari, bahwa terdapat dua hal penting yang harus dipahami oleh orang tua dan semua pendidik di sekolah yang ada dalam diri remaja. Ada potensi positif yang sangat menakjubkan, sekaligus juga ada potensi negatif yang sangat membahayakan. Potensi positif adalah kekuatan yang dapat membawa kepada kemajuan. Sedangkan potensi negatif dapat membawa pada kenakalan yang besar, dikarenakan keinginannya untuk mencoba hal-hal baru yang sangat besar. Untuk itu, kedua potensi tersebut butuh perhatian khusus dari para pendidik agar seorang remaja tidak terjebak pada hal-hal negatif. Di sinilah keterampilan para pendidik dalam menemukan energi positif remaja sangat diperlukan. Tentunya bukan menggunakan insting, tapi dengan pengamatan yang mendalam tentang kehidupan remaja itu sendiri, baik dengan membaca buku maupun dengan langsung mengamati perubahan tingkah lakunya di setiap waktu. Ada empat belas langkah praktis yang sangat memungkinkan untuk dilakukan di sekolah dalam buku ini dalam rangka mencegah dan mengatasi kenakalan remaja. Semuanya dapat dirangkum dalam empat poin penting. Pertama, menguatkan pendidikan karakter yang baik kepada anak di sekolah dengan keteladanan dan menyemarakkan kegiatan-kegiatan positif. Kedua, melakukan pendekatan psikologis yang humanis kepada anak melalui bimbingan dan konseling. Ketiga, Menguatkan kerja sama antara sekolah, orang tua, dan lingkungan dalam mengontrol perkembangan karakter anak. Keempat, Menegakkan tata tertib sekolah secara disiplin (halaman 173-210). Pada intinya, buku setebal 284 halaman ini mengajak kita semua, khususnya para praktisi pendidikan, untuk menyiapkan generasi yang baik di masa yang akan datang. Hal ini dapat dimulai dengan memberikan pendidikan yang baik agar para remaja (anak didik) dapat terhindar dari aksi-aksi kenakalan remaja.
Cara Mengatasi Kenakalan Remaja Posted by' Haryanto, S.Pd onMarch 19, 2012 4 Cara Mengatasi Kenakalan RemajaCara Mengatasi Kenakalan Remaja Masa remaja erat kaitannya dan sering sekali dihubung-hubungkan dengan yang namanya kenakalan remaja. Masa remaja secara umum merupakan peralihan transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja. Sebenarnya kenakalan remaja itu timbul akibat dari ketidak mampuan anak dalam menghadapi tugas perkembangan remaja yang harus dipenuhi. Pada masa remaja banyak sekali perubahan yang terjadi pada diri anak, baik segi psikis maupun fisiknya. Dalam segi psikis bayak teori-teori perkembangan yang memaparkan ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan pada lingkungan. Jika tidak diwaspadai, perubahan-perubahan psikis yang terjadi sebagai tugas perkembangan remaja itu akan berdampak negatif pada remaja. Untuk tugas perkembangan remaja bisa lihat disini Masalah yang timbul apabila tidak memenuhi tugas perkembangan remaja Menurut Hurlock (1973) ada beberapa masalah yang dialami remaja dalam memenuhi tugas-tugas tersebut, yaitu : Masalah pribadi, yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi dan kondisi di rumah, sekolah, kondisi fisik, penampilan, emosi, penyesuaian sosial, tugas dan nilai-nilai. Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul akibat status yang tidak jelas pada remaja, seperti masalah pencapaian kemandirian, kesalahpahaman atau penilaian berdasarkan stereotip yang keliru, adanya hak-hak yang lebih besar dan lebih sedikit kewajiban dibebankan oleh orangtua. Remaja masa kini banyak sekali tekanan-tekanan yang mereka dapatkan, mulai dari perkembangan fisiologi, ditambah dengan kondisi lingkungan dan sosial budaya serta perkembangan teknologi yang semakin pesat. Hal ini dapat mengakibatkan munculnya masalah-masalah psikologis berupa gangguan penyesuaian diri atau perilaku yang mengakibatkan bentuk penyimpangan perilaku yang disebut kenakalan remaja. Menurut hemat saya, tekanan-tekanan yang timbul dari lingkungan dan orang tua yang menginginkan anak melakukan peran dewasa, padahal mereka masih tergolong dalam masa remaja, secara psikologis anak belum mampu menghadapinya. Stres, kesedihan, kecemasan, kesepian, keraguan pada diri remaja membuat mereka mengambil resiko dengan melakukan kenakalan remaja (Fuhrmann, 1990). Faktor-faktor yang menyebabkan kenakalan remaja (dari segi lingkungan) Faktor lingkungan merupakan peran untama dalam membantu masa remaja untuk menyelesaikan tugas perkembangannya. Adapun faktor faktor yang dapat menyebabkan munculnya kenakalan remaja adalah Keluarga (rumah tangga), Sekolah, dan Kondisi Masyarakat (lingkungan social). 1. Keluarga (rumah tangga) Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak/remaja yang dibesarkan dalam lingkungan sosial keluarga yang tidak baik atau disharmoni keluarga, maka resiko anak untuk mengalami gangguan kepribadian menjadi berkepribadian antisosial dan berperilaku menyimpang lebih besar dibandingkan dengan anak yang dibesarkan dalam keluarga sehat atau harmonis (sakinah). 2. Sekolah Kondisi sekolah yang tidak baik dapat menganggu proses belajar mengajar anak didik, yang pada gilirannya dapat memberikan “peluang” pada anak didik untuk berperilaku menyimpang. Misalnya, kurikulum sekolah yang sering berganti-ganti, muatan agama/budi pekerti yang kurang. Dalam hal ini yang paling berperan adalah guru Agama, guru PKN dan Bimbingan Konseling, meskipun semua elemen sekolah bertanggung jawab atas perilaku anak di sekolah. 3. Kondisi Masyarakat (Lingkungan Sosial) Faktor kondisi lingkungan sosial yang tidak sehat atau “rawan”, merupakan faktor yang kondusif bagi anak/remaja untuk berperilaku menyimpang. Faktor lingkungan yang sehat misalnya:ini dapat dibagi dalam 2 bagian, yaitu pertama, faktor kerawanan masyarakat dan kedua, faktor daerah rawan (gangguan kamtibmas). Kriteria dari kedua faktor tersebut, antara lain: Faktor Kerawanan Masyarakat (Lingkungan) Tempat-tempat hiburan yang buka hingga larut malambahkan sampai dini hari Peredaran alkohol, narkotika, obat-obatan terlarang lainnya Pengangguran Anak-anak putus sekolah/anak jalanan Wanita tuna susila (wts) Beredarnya bacaan, tontonan, TV, Majalah, dan lain-lain yang sifatnya pornografis dan kekerasan Perumahan kumuh dan padat Pencemaran lingkungan Tindak kekerasan dan kriminalitas Kesenjangan sosial Daerah Rawan (Gangguan Kantibmas) Penyalahgunaan alkohol, narkotika dan zat aditif lainnya Perkelahian perorangan atau berkelompok/massal Kebut-kebutan Pencurian, perampasan, penodongan, pengompasan, perampokan Perkosaan Pembunuhan Tindak kekerasan lainnya Pengrusakan Coret-coret dan lain sebagainya Kondisi psikososial yang seperti ini, merupakan faktor yang kondusif (rawan) bagi terjadinya kenakalan remaja. Cara Mengatasi Kenakalan Remaja Masa remaja sebagai periode merupakan suatu periode yang sarat dengan perubahan dan rentan munculnya masalah (kenakalan remaja). Untuk itu perlu adanya perhatian khusus serta pemahaman yang baik serta penanganan yang tepat terhadap remaja merupakan faktor penting bagi keberhasilan remaja di kehidupan selanjutnya, mengingat masa ini merupakan masa yang paling menentukan. Selain itu perlu adanya kerjasama dari remaja itu sendiri, orang tua, guru dan pihak-pihak lain yang terkait agar perkembangan remaja di bidang pendidikan dan bidang-bidang lainnya dapat dilalui secara terarah, sehat dan bahagia. Demikian sedikit paparan mengenai cara mengatasi kenakalan remaja, semoga kenakalan remaja di negeri ini berkurang.