Sebuah Lembaga Konseling yang lahir di Batam untuk membantu segala problematika yang terjadi baik pada usia dini, usia anak-anak, usia remaja maupun usia dewasa dengan Fungsi Utama pencegahan, perlindungan, pengembangan, dan memandirikan.
Rabu, 21 Januari 2015
Hj. Tan Mei Hwa - Ustadzah Cina yang Lucu dan Mempesona (Poligami)
Hj. Tan Mei Hwa - Ustadzah Cina yang Lucu dan Mempesona (Poligami)
Membangun Keluarga Sakinah
Memiliki keluarga yang sakinah atau harmonis merupakan dambaan setiap pasangan suami istri, akan tetapi untuk mewujudkannya bukanlah hal yang mudah. Di tengah arus kehidupan seperti sekarang ini, jangankan untuk membangun rumah tangga yang sakinah, untuk dapat mempertahankan keutuhan rumah tangga saja sudah merupakan sebuah prestasi. Sudah saatnya bagi kita semua untuk merenunginya, melakukan refleksi diri, apakah kita sudah berjalan pada koridor yang diinginkan oleh Allah dalam menjalakan kehidupan berumah tangga ataukah belum.
hijapedia, hijab, jilbab
Agama Islam senantiasa mengajarkan kepada umatnya agar keluarga dijadikan sebagai institusi yang aman, nyaman, bahagia dan kukuh bagi setiap ahli keluarga. Al Quran dan Hadist merupakan landasan bagi terbentuknya sebuah keluarga yang sakinah termasuk dalam hal mengatasi setiap permasalahan yang timbul. Berdasarkan hadist nabi, ada 5 pilar utama untuk dapat mewujudkan sebuah keluarga yang sakinah, diantaranya adalah:
1. Memiliki kecenderungan terhadap agama
2. Saling menghormati dan menyayangi
3. Sederhana dalam berbelanja
4. Santun dalam bergaul
5. Selalu instropeksi diri
Lalu bagaimana cara atau tips membangun keluarga sakinah? Berikut diantaranya:
1. Memilih suami atau istri dengan kriteria yang tepat
Dalam memilih pasangan kriteria yang tepat sangatla penting, misalnya beragama Islam, shaleh atau shalehah, berasal dari keturunan baik-baik, berakhlak mulia dsb.
2. Memenuhi syarat utama dalam keluarga yaitu ‘mawaddah’ (cinta yang membara dan menggebu) dan ‘rahmah’ (Kasih sayang yang lembut, siap berkorban dan melindungi kepada yang dikasihi)
3. Saling mengerti atau memahami antara suami dan istri
Saling mengerti dan memahami serta menghindari aksi egoisme sangat penting dalam membina sebuah keluarga.
4. Saling menerima kelebihan serta kekurangan masing-masing
Anda tentu tahu bahwa tidak ada manusia yang sempurna, demikian pula dengan pasangan Anda. Ketika Anda dan pasangan telah berkomitmen untuk membangun hubungan maka Anda dan pasangan harus siap menerima kelebihan dan kekrangan masing-masing.
5. Saling menghargai satu sama lain, penghargaan terhadap pasangan adalah hal yang penting, karena setiap manusia itu pasti memiliki kelebihan.
6. Saling mempercayai antara suami dan istri, kepercayaan merupakan salah satu faktor yang memberikan ketenangan terhadap satu sama lain.
7. Mengerti dan dengan sukarela menjalankan kewajiban masing-masing.
8. Hubungan harus didasar perasaan saling membutuhkan. Tidak ada manusia yang bisa memenuhi kebutuhannya sendiri, karena Allah menciptakan manusia sebagai makhluk sosial.
Demikianlah penjelasan mengenai Cara membangun keluarga sakinah, jika kamu memiliki masalah dalam rumah tangga
JURUS MEMBAHAGIAKAN SUAMI
Keluarga Sakinah: 17 Jurus Membahagiakan Suami
Salah satu kunci keluarga sakinah adalah adanya cinta dan kasih sayang suami dan istri yang dibangun di atas spirit saling membahagiakan.
Di bawah ini adalah 17 tips bagi istri agar bisa membahagiakan suami. Tips ini merupakan ringkasan dari buku How to Make Your Husband Happy, karya Syaikh Muhammad Abdul Halim Hamid.
1. Sambutan yang manis
Sekembalinya suami dari bekerja, dinas luar kota, bepergian, atau kemana pun dia pergi, sambutlah dia dengan baik.
Temui dia dengan wajah riang gembira.
Bersolek dan pakailah wewangian.
Kabarilah dia dengan kabar-kabar baik yang menggembirakan. Tahan diri Anda untuk menyampaikan berita-berita buruk, setidaknya sampai dia telah beristirahat dengan cukup.
Berusaha keraslah untuk menyajikan makanan-makanan bermutu, dan sajikanlah selalu tepat waktu.
2. Percantiklah dirimu dan rendahkan suaramu
Usahakan agar Anda selalu tampil cantik dan merendahkan suara di hadapannya. Lakukanlah hal itu hanya untuk suami Anda, dan jangan menampakkan kecantikan Anda di hadapan laki-laki yang bukan mahram (laki-laki yang layak untuk engkau nikahi jika engkau belum menikah).
3. Senantiasa tampil mewangi dan selalu cantik
Rawatlah dengan baik tubuh dan kebugaran jasmani Anda.
Kenakanlah pakaian-pakaian yang menarik dan pakailah parfum yang aromanya disukai suami Anda.
Mandilah secara teratur. Apabila telah bersih dari haid, bersihkanlah setiap berkas darah atau bau tak sedap.
Gunakanlah jenis parfum, warna-warna, dan pakaian yang disenangi suami Anda.
Ubahlah gaya rambut, parfum, dan lainnya dari waktu ke waktu untuk menghindari kejenuhan.
Bagaimanapun, semua hal di atas harus dilakukan dengan tidak berlebih-lebihan, dan tentu saja, jangan melakukannya di hadapan laki-laki dan wanita yang bukan mahram.
...semua hal di atas harus dilakukan dengan tidak berlebih-lebihan, dan tentu saja, jangan melakukannya di hadapan laki-laki dan wanita yang bukan mahram...
4. Ketika melakukan hubungan intim.
Bergegaslah untuk melakoni hubungan intim ketika suami Anda merasa sangat berhasrat untuk melakukannya.
Jagalah kebersihan tubuh dan senantiasa tampil harum semaksimal mungkin. Pun demikian, jangan lupa untuk membersihkan setiap cairan yang keluar selama berhubungan intim.
Lontarkan ungkapan-ungkapan cinta yang mesra kepada suami Anda.
Biarkan suami Anda untuk memuaskan gairahnya.
Pilihkan waktu yang sesuai dan kesempatan yang baik untuk memuaskan suami. Beri dia stimulus untuk berhubungan intim sepulangnya dia dari perjalanan jauh yang memakan waktu lama.
5. Merasa puas dengan apa yang telah Allah berikan melalui suami.
Anda jangan pernah merasa depresi hanya karena suami Anda miskin atau memiliki pekerjaan dan karir yang biasa-biasa saja. Selama Anda dan suami dekat Allah –Sang Pemberi rezeki—, maka Dia pun akan menggelontorkan rezeki dan karunianya.
Anda mesti melihat orang-orang sekeliling yang miskin, sakit, cacat, dan lainnya. Lantas bandingkan dengan semua yang telah Allah karuniai kepada Anda dan keluarga.
Ingatlah selalu bahwa kekayaan sejati terletak pada tingginya keimanan dan keshalihan. Dua hal itu merupakan investasi terbaik untuk menjalani kehidupan yang kekal kelak.
...jangan pernah merasa depresi hanya karena suami Anda miskin atau memiliki pekerjaan yang biasa-biasa saja. Selama Anda dan suami dekat Allah Sang Pemberi rezeki, maka Dia pun akan menggelontorkan rezeki dan karunianya...
6. Jangan pusing dengan hal-hal keduniaan.
Jangan menjadikan hal-hal duniawi sebagai harapan dan minat Anda.
Anda tak perlu banyak memohon kepada suami Anda hal-hal yang tidak penting.
Kendati demikian, hidup zuhud bukan berarti tidak boleh menikmati hal-hal yang baik dan dibolehkan (baca: dihalalkan) syariat Islam. Namun pastinya, Anda harus memprioritaskan kehidupan akhirat kelak, dan memanfaatkan semua sarana dan faktor-faktor yang dapat memberikan keuntungan di surga.
Doronglah suami Anda untuk meminimalkan pengeluaran untuk hal-hal tidak penting, dan doronglah dia untuk menabung agar bisa memberi sedekah dan zakat kepada orang-orang miskin dan mereka yang membutuhkan.
7. Bersyukur dan memberikan apresiasi.
Berdasarkan sabda Rasulullah SAW, mayoritas penghuni neraka adalah wanita, dikarenakan mereka tidak bersyukur.
Hasil dari rasa bersyukur adalah suami Anda akan lebih mencintai Anda, dan dia akan berupaya keras untuk membahagiakan Anda dengan beragam cara.
Sementara dampak dari tidak bersyukur adalah suami Anda akan kecewa, lantas mulai bertanya, “Mengapa saya harus berbuat baik kepada istri saya, sementara dia tidak pernah bersyukur dan hormat?!”
8. Kesetiaan dan ketaatan.
Bersikap setia terutama ketika suami didera musibah yang menimpa raga atau pekerjaannya, semisal kecelakaan atau kebangkrutan.
Dukunglah suami Anda dengan apa pun yang Anda miliki (baik materi ataupun non-materi).
...Bersikap setia terutama ketika suami didera musibah yang menimpa raga atau pekerjaannya, semisal kecelakaan atau kebangkrutan...
9. Memenuhi permintaan suami.
Penuhilah permintaan suami dan taatilah semua permintaan-permintaannya, jika memang tidak menyelisihi Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.
Dalam Islam, suami adalah pemimpin keluarga, dan istri adalah penyokong dan konsultan baginya.
10. Jika suami marah, buatlah dirinya merasa lega.
Hindari dan jauhi hal-hal yang bisa membuat marahnya berkepanjangan. Namun jika ternyata marahnya berkepanjangan, dan Anda tidak bisa ‘menjinakkannya’, maka cobalah untuk menenangkannya dengan langkah-langkah berikut:
Jika Anda bersalah dan melakukan kekeliruan, maka mintalah maaf kepadanya.
Namun jika dia yang melakukan kesalahan, maka Anda harus tetap bersikap tenang, jangan mengkritiknya dengan pedas, mendebat, menentang, atau bahkan berteriak. Tunggulah sampai kemarahannya mereda, lalu diskusikan segala sesuatunya secara damai.
Kemudian jika dia marah dikarenakan faktor-faktor eksternal, maka ada baiknya Anda diam, sampai kemarahannya sirna. Lalu tanyakan kepadanya apa yang membuatnya marah; apakah kelelahan, problem di kantor, ada orang yang menghinanya, dan lain sebagainya. Dan jangan banyak bertanya, namun fokus pada apa-apa yang membuatnya marah. Anda bisa bertanya kepadanya, “Kamu harus memberitahu kepadaku apa yang terjadi?”, “Aku harus tahu apa yang membuatmu marah?”, atau “Kamu membunyikan sesuatu, dan aku punya hak untuk tahu apa itu”.
11. Menjaga diri ketika suami tidak ada.
Jagalah diri Anda dari segala hubungan yang diharamkan.
Jaga setiap rahasia-rahasia keluarga, terutama yang berkenaan dengan hubungan suami-istri.
Menjaga rumah dan merawat anak-anak.
Menjaga uang dan segala harta bendanya.
Jangan sekali-kali keluar rumah tanpa izin suami, dan tanpa mengenakan hijab (jilbab) yang rapih.
Tolak kehadiran orang-orang yang tidak disenangi suami, jangan biarkan mereka masuk ke dalam rumah ketika suami tidak ada.
Jangan biarkan laki-laki non-mahran berduaan dengan Anda di mana pun.
...Tolak kehadiran orang-orang yang tidak disenangi suami, jangan biarkan mereka masuk ke dalam rumah ketika suami tidak ada...
12. Tunjukkan rasa hormat kepada keluarga dan teman-temannya.
Anda harus menyambut dan bersikap baik kerabat dan teman-teman suami Anda, terutama kedua orangtuanya.
Sebisa mungkin Anda harus menghindari masalah dengan para kerabatnya.
Anda harus menghindari memojokkan suami Anda ke posisi di mana dia harus memilih antara ibu dan istrinya secara dilematis.
Tunjukkan keramahtamahan Anda kepada tamu-tamunya, dengan cara menyiapkan tempat yang menyenangkan kepada mereka untuk duduk, menyajikan makanan yang paling baik, menyambut istri-istri mereka, dan lain sebagainya.
Dorong suami Anda agar secara rutin bersilaturahim ke kerabat keluarganya, dan agar mereka mengunjungi rumah Anda.
Telponlah orangtua suami Anda, kakak-kakak dan adik-adiknya; kirimi mereka surat, beri mereka hadiah, bantu mereka ketika terkena musibah, dan lainnya.
13. Kecemburuan yang terpuji.
Kecemburuan merupakan indikasi cinta dan sayangnya seorang istri kepada suaminya, namun tetap harus dalam batas-batas koridor ajaran Islam. Dalam artian, Anda boleh saja cemburu, tapi jangan sampai kecemburuan Anda dibarengi dengan caci-maki atau ghibah kepada orang lain.
Jangan mengikuti atau menciptakan keraguan-keraguan tidak mendasar di dalam diri Anda terkait suami Anda.
...Kecemburuan merupakan indikasi cinta dan sayangnya seorang istri kepada suaminya, namun tetap harus dalam batas-batas koridor ajaran Islam...
14. Kesabaran dan dukungan emosional.
Bersabarlah ketika Anda dan suami menghadapi kemiskinan dan keadaan-keadaan yang menegangkan.
Bersabarlah ketika musibah atau malapetaka menimpa Anda, suami, anak-anak, kerabat, atau harta benda Anda, baik musibah penyakit, kecelakaan, kematian, dan lain-lain.
Bersabarlah ketika suami Anda menerima tantangan dan rintangan dalam berdakwah (seperti diintimidasi, disiksa, dipenjara, atau bahkan dibunuh). Dukung dan kuatkan selalu suami Anda agar senantiasa berada di atas rel ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan selalu ingatkan dia akan surga yang dijanjikan Allah bagi orang-orang bertauhid lurus.
Jika suami Anda memperlakukan Anda secara tidak baik, maka bersabarlah dan balaslah perlakuan buruknya dengan perlakuan baik.
15. Mendukung suami untuk taat kepada Allah, berdakwah, dan berjihad fi sabilillah.
Bekerjasamalah dengan suami Anda dan ingatkan dia untuk melaksanakan berbagai ibadah wajib dan sunnah.
Dorong suami Anda agar melaksanakan shalat tahajud.
Ajak dia untuk rutin membaca Al-Qur’an dan memahami makna serta tafsirnya.
Ajak suami Anda untuk mendengarkan ceramah-ceramah keislaman.
Ingatlah selalu Allah.
Pelajarilah hukum-hukum dan ajaran Islam untuk muslimah.
Dukunglah aktivitas suami dengan memberinya berbagai opini bijak, dan redakanlah rasa sakitnya.
Luangkanlah waktu Anda untuk melakukan dakwah bersama suami.
Beri motivasi suami Anda untuk pergi berjihad, jika memang diharuskan dan kondisi memungkinkan. Ingatkan dia bahwa ketika dia berjihad, maka Anda dan anak-anak akan dijaga oleh Allah.
...Beri motivasi suami Anda untuk pergi berjihad, jika memang diharuskan dan kondisi memungkinkan. Ingatkan dia bahwa ketika dia berjihad, maka Anda dan anak-anak akan dijaga oleh Allah...
16. Merawat rumah dengan baik.
Upayakan agar rumah selalu bersih dan tertata dengan baik.
Ubahlah tata letak barang-barang di rumah Anda dari waktu ke waktu untuk menghindari kebosanan.
Pelajari semua skill pemeliharaan rumah.
Pelajari bagaimana merawat anak-anak secara baik berdasarkan ajaran Islam.
17. Mengatur keuangan keluarga.
Jangan membelanjakan uang suami Anda, bahkan untuk berderma sekalipun, tanpa meminta izin darinya.
Rawatlah rumah, kendaraan, dan barang-barang pribadi suami, ketika dia tidak ada di rumah.
Upayakan agar anak-anak senantiasa ada dalam kondis bersih, rapih, terawat, berpendidikan, berakhlak baik, dan lain sebagainya. Ajarkan kepada mereka prinsip-prinsip Islam yang luhur; ceritakan juga kisah-kisah para nabi, sahabat Rasul, serta orang-orang shaleh terdahulu
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/artikel/2010/07/09/7931/keluarga-sakinah17-jurus-membahagiakan-suami/;#sthash.OEwxnB71.dpuf
Kenakalan Remaja dan Solusinya
Posted by "Opini Publik" Posted on 5:39 PM with No comments
Akhir-akhir ini media massa diwarnai berita-berita negatif tentang kenakalan remaja, mulai dari kekerasan, penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, free sex, hingga kriminalitas yang dapat menelan korban jiwa. Anehnya, semua kenakalan itu banyak dilakukan oleh anak remaja sekolah yang seharusnya menunjukkan prilaku positif. Hal ini harus menjadi perhatian serius oleh semua elemen, khususnya para orang tua dan praktisi pendidikan.
Langkah-langkah strategis dan praktis sangat mendesak untuk dilakukan dalam rangka mengidentifikasi, menginvestigasi, dan memberikan solusi efektif guna menanggulangi kenakalan remaja. Semua itu membutuhkan ketelatenan, keuletan, kesungguhan, dan semangat tinggi dari semua elemen.
Buku Kiat Mengatasi Kenakalan Remaja di Sekolah ini mengupas tuntas permasalahan remaja dan solusinya melalui pendekatan psikologis dan edukatif. Dengan dua pendekatan ini diharapkan mampu menganalisis semua permasalahan remaja secara mendalam sehingga mampu menemukan solusi tepat yang dapat diterapkan dalam proses pendidikan di sekolah.
Sebagai ujung tombak dalam pendidikan anak, sekolah memiliki peran sangat vital dalam menyelesaikan problematika kenakalan remaja. Oleh karena itu, sekolah dengan struktur dan manajemen profesionalnya sudah seharusnya mengalokasikan sumber daya manusia dan finasialnya agar tetap aktif dalam menangani kenakalan remaja. Buku ini hadir untuk membantu memberikan pemahaman utuh kepada semua praktisi pendidikan dalam menanggulangi kenakalan remaja.
Sebelum melakukan tindak penanggulangan kenakalan remaja, sekolah perlu melakukan langkah-langkah strategis agar tidak salah sasaran. Dimulai dengan persiapan bekal pemahaman yang utuh terhadap remaja dan dunianya serta perannya di masyarakat. Bekal ini sangat penting bagi semua pihak di sekolah, terutama guru, sebagai motor penggerak motivasi dalam melaksanakan langkah-langkah berikutnya. Karena sekolah mempunyai tanggung jawab besar untuk mempersiapkan remaja ideal sebagai ilmuwan dan penggerak kemajuan dan kesejahteraan di tengah-tengah masyarakat (halaman 25).
Setidaknya ada dua alasan yang penting untuk disadari oleh semua pendidik mengapa ramaja harus disiapkan dengan matang. Yaitu, pertama, remaja mempunyai peran dan nilai yang strategis serta signifikan dalam menentukan masa depan bangsa. Kedua, eksistensi remaja sebagai simbol progresivitas, pelopor, dan penentu arah dinamika suatu bangsa (halaman 32).
Langkah selanjutnya setelah mengetahui posisi dan peran remaja secara menyeluruh adalah menganalisis penyebab-penyebab kenakalan remaja. Menurut Kartini Kartono, kenakalan remaja disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal (endogen) dan faktor eksternal (eksogen). Faktor internal berlangsung melalui proses internalisasi diri yang keliru oleh remaja dalam menanggapi lingkungan di sekitarnya dan semua pengaruh dari luar.
Sedangkan faktor eksternal adalah semua perangsang dan pengaruh luar yang menimbulkan tingkah laku terntentu bagi anak-anak remaja. Misalnya, tindak kekerasan, kejahatan, perkelahian, pornografi, pornoaksi, pergaulan, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dan lain sebagainya (halaman 125-129).
Faktor lain adalah kurangnya perhatian dari orang tua dan guru. Apalagi kondisi saat ini yang serba canggih. Kecanggihan teknologi tersebut harus diimbangi dengan kontrol yang baik dan pembinaan moral yang tepat agar para pendidik tidak “kecolongan”. Karena kemudahan dalam mengakses informasi secara bebas dapat mempengaruhi pola pikir anak. Jika yang diakses informasi yang tidak baik dan merusak seperti pornografi dan semacamnya, maka mereka akan cenderung ingin meniru apa yang mereka lihat.
Perlu disadari, bahwa terdapat dua hal penting yang harus dipahami oleh orang tua dan semua pendidik di sekolah yang ada dalam diri remaja. Ada potensi positif yang sangat menakjubkan, sekaligus juga ada potensi negatif yang sangat membahayakan. Potensi positif adalah kekuatan yang dapat membawa kepada kemajuan. Sedangkan potensi negatif dapat membawa pada kenakalan yang besar, dikarenakan keinginannya untuk mencoba hal-hal baru yang sangat besar.
Untuk itu, kedua potensi tersebut butuh perhatian khusus dari para pendidik agar seorang remaja tidak terjebak pada hal-hal negatif. Di sinilah keterampilan para pendidik dalam menemukan energi positif remaja sangat diperlukan. Tentunya bukan menggunakan insting, tapi dengan pengamatan yang mendalam tentang kehidupan remaja itu sendiri, baik dengan membaca buku maupun dengan langsung mengamati perubahan tingkah lakunya di setiap waktu.
Ada empat belas langkah praktis yang sangat memungkinkan untuk dilakukan di sekolah dalam buku ini dalam rangka mencegah dan mengatasi kenakalan remaja. Semuanya dapat dirangkum dalam empat poin penting. Pertama, menguatkan pendidikan karakter yang baik kepada anak di sekolah dengan keteladanan dan menyemarakkan kegiatan-kegiatan positif. Kedua, melakukan pendekatan psikologis yang humanis kepada anak melalui bimbingan dan konseling. Ketiga, Menguatkan kerja sama antara sekolah, orang tua, dan lingkungan dalam mengontrol perkembangan karakter anak. Keempat, Menegakkan tata tertib sekolah secara disiplin (halaman 173-210).
Pada intinya, buku setebal 284 halaman ini mengajak kita semua, khususnya para praktisi pendidikan, untuk menyiapkan generasi yang baik di masa yang akan datang. Hal ini dapat dimulai dengan memberikan pendidikan yang baik agar para remaja (anak didik) dapat terhindar dari aksi-aksi kenakalan remaja.
Cara Mengatasi Kenakalan Remaja
Posted by' Haryanto, S.Pd onMarch 19, 2012
4
Cara Mengatasi Kenakalan RemajaCara Mengatasi Kenakalan Remaja
Masa remaja erat kaitannya dan sering sekali dihubung-hubungkan dengan yang namanya kenakalan remaja. Masa remaja secara umum merupakan peralihan transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja. Sebenarnya kenakalan remaja itu timbul akibat dari ketidak mampuan anak dalam menghadapi tugas perkembangan remaja yang harus dipenuhi.
Pada masa remaja banyak sekali perubahan yang terjadi pada diri anak, baik segi psikis maupun fisiknya. Dalam segi psikis bayak teori-teori perkembangan yang memaparkan ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan pada lingkungan. Jika tidak diwaspadai, perubahan-perubahan psikis yang terjadi sebagai tugas perkembangan remaja itu akan berdampak negatif pada remaja. Untuk tugas perkembangan remaja bisa lihat disini
Masalah yang timbul apabila tidak memenuhi tugas perkembangan remaja
Menurut Hurlock (1973) ada beberapa masalah yang dialami remaja dalam memenuhi tugas-tugas tersebut, yaitu :
Masalah pribadi, yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi dan kondisi di rumah, sekolah, kondisi fisik, penampilan, emosi, penyesuaian sosial, tugas dan nilai-nilai.
Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul akibat status yang tidak jelas pada remaja, seperti masalah pencapaian kemandirian, kesalahpahaman atau penilaian berdasarkan stereotip yang keliru, adanya hak-hak yang lebih besar dan lebih sedikit kewajiban dibebankan oleh orangtua.
Remaja masa kini banyak sekali tekanan-tekanan yang mereka dapatkan, mulai dari perkembangan fisiologi, ditambah dengan kondisi lingkungan dan sosial budaya serta perkembangan teknologi yang semakin pesat. Hal ini dapat mengakibatkan munculnya masalah-masalah psikologis berupa gangguan penyesuaian diri atau perilaku yang mengakibatkan bentuk penyimpangan perilaku yang disebut kenakalan remaja.
Menurut hemat saya, tekanan-tekanan yang timbul dari lingkungan dan orang tua yang menginginkan anak melakukan peran dewasa, padahal mereka masih tergolong dalam masa remaja, secara psikologis anak belum mampu menghadapinya. Stres, kesedihan, kecemasan, kesepian, keraguan pada diri remaja membuat mereka mengambil resiko dengan melakukan kenakalan remaja (Fuhrmann, 1990).
Faktor-faktor yang menyebabkan kenakalan remaja (dari segi lingkungan)
Faktor lingkungan merupakan peran untama dalam membantu masa remaja untuk menyelesaikan tugas perkembangannya. Adapun faktor faktor yang dapat menyebabkan munculnya kenakalan remaja adalah Keluarga (rumah tangga), Sekolah, dan Kondisi Masyarakat (lingkungan social).
1. Keluarga (rumah tangga)
Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak/remaja yang dibesarkan dalam lingkungan sosial keluarga yang tidak baik atau disharmoni keluarga, maka resiko anak untuk mengalami gangguan kepribadian menjadi berkepribadian antisosial dan berperilaku menyimpang lebih besar dibandingkan dengan anak yang dibesarkan dalam keluarga sehat atau harmonis (sakinah).
2. Sekolah
Kondisi sekolah yang tidak baik dapat menganggu proses belajar mengajar anak didik, yang pada gilirannya dapat memberikan “peluang” pada anak didik untuk berperilaku menyimpang. Misalnya, kurikulum sekolah yang sering berganti-ganti, muatan agama/budi pekerti yang kurang. Dalam hal ini yang paling berperan adalah guru Agama, guru PKN dan Bimbingan Konseling, meskipun semua elemen sekolah bertanggung jawab atas perilaku anak di sekolah.
3. Kondisi Masyarakat (Lingkungan Sosial)
Faktor kondisi lingkungan sosial yang tidak sehat atau “rawan”, merupakan faktor yang kondusif bagi anak/remaja untuk berperilaku menyimpang. Faktor lingkungan yang sehat misalnya:ini dapat dibagi dalam 2 bagian, yaitu pertama, faktor kerawanan masyarakat dan kedua, faktor daerah rawan (gangguan kamtibmas). Kriteria dari kedua faktor tersebut, antara lain:
Faktor Kerawanan Masyarakat (Lingkungan)
Tempat-tempat hiburan yang buka hingga larut malambahkan sampai dini hari
Peredaran alkohol, narkotika, obat-obatan terlarang lainnya
Pengangguran
Anak-anak putus sekolah/anak jalanan
Wanita tuna susila (wts)
Beredarnya bacaan, tontonan, TV, Majalah, dan lain-lain yang sifatnya pornografis dan kekerasan
Perumahan kumuh dan padat
Pencemaran lingkungan
Tindak kekerasan dan kriminalitas
Kesenjangan sosial
Daerah Rawan (Gangguan Kantibmas)
Penyalahgunaan alkohol, narkotika dan zat aditif lainnya
Perkelahian perorangan atau berkelompok/massal
Kebut-kebutan
Pencurian, perampasan, penodongan, pengompasan, perampokan
Perkosaan
Pembunuhan
Tindak kekerasan lainnya
Pengrusakan
Coret-coret dan lain sebagainya
Kondisi psikososial yang seperti ini, merupakan faktor yang kondusif (rawan) bagi terjadinya kenakalan remaja.
Cara Mengatasi Kenakalan Remaja
Masa remaja sebagai periode merupakan suatu periode yang sarat dengan perubahan dan rentan munculnya masalah (kenakalan remaja). Untuk itu perlu adanya perhatian khusus serta pemahaman yang baik serta penanganan yang tepat terhadap remaja merupakan faktor penting bagi keberhasilan remaja di kehidupan selanjutnya, mengingat masa ini merupakan masa yang paling menentukan.
Selain itu perlu adanya kerjasama dari remaja itu sendiri, orang tua, guru dan pihak-pihak lain yang terkait agar perkembangan remaja di bidang pendidikan dan bidang-bidang lainnya dapat dilalui secara terarah, sehat dan bahagia. Demikian sedikit paparan mengenai cara mengatasi kenakalan remaja, semoga kenakalan remaja di negeri ini berkurang.
Selasa, 11 November 2014
Langganan:
Postingan (Atom)