Kamis, 24 Desember 2009

Komunikasi efektif dengan remaja

Komunikasi Efektif dengan Remaja
Sebagai Teman, Bukan Orangtua

TAHAPAN perkembangan anak berbeda dengan remaja. Cara berkomunikasi dengan mereka yang masih berkembang pada tahapan anak-anak, terutama usia balita sampai usia 9 -10 tahun juga tidak dapat disamakan dengan berkomunikasi dengan remaja dan orang dewasa. Demikian yang dikatakan psikolog anak dan remaja dari Putik Psychology Center Balikpapan Elia Wardani MPsi.

Menurut Elia, sapaan akrabnya, masa remaja sering dianggap sebagai masa yang paling sulit bagi orangtua untuk berkomunikasi secara baik dengan anak. Tak jarang masa ini sering dipenuhi dengan konflik antara si orangtua dan anaknya. Hal ini terjadi karena kurangnya jalinan komunikasi yang efektif, sehingga terjadi ketidaktepatan persepsi di antara keduanya.

“Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pikiran dan perasaan melalui bahasa, pembicaraan, mendengar, gerak tubuh atau ungkapan emosi. Komunikasi efektif dengan remaja memiliki beberapa tujuan. Di antaranya, bisa membangun hubungan yang harmonis dengan remaja, membentuk suasana keterbukaan dan mendengar, membuat remaja mau bicara pada saat mereka menghadapi masalah, membuat remaja mau mendengar dan menghargai orangtua dan orang dewasa saat mereka berbicara serta membantu remaja dalam menyelesaikan masalahnya,” papar ibu satu putri ini.

Elia menjelaskan, adapun karakteristik remaja yang sering tidak dipahami oleh orang dewasa di sekitarnya terutama oleh orangtua, terbagi dalam beberapa hal, yaitu:

1. Mereka senang berargumen untuk menguji kemampuan nalar mereka yang baru. Kemampuan berpikir mereka semakin tajam dan wawasan mereka semakin luas, mereka memiliki pilihan yang lebih banyak dan keinginan untuk mencoba hal yang baru semakin besar. Hal ini sering menimbulkan masalah bagi orangtua, karena cara berpikir remaja belum sepenuhnya matang dan mereka belum sepenuhnya dapat mempertanggungjawabkan pilihan mereka.

2. Mereka belum bisa membuat keputusan secara matang dan bertanggung jawab, namun mereka tidak suka diabaikan atau tidak didengarkan.

3. Pada masa ini mereka sudah mampu berpikir mengenai idealisme, namun belum dapat sepenuhnya dapat dibenarkan. Hal ini sering menjadi kekuatan mereka untuk menyalahkan orangtua apabila tidak berlaku sesuai dengan gambaran ideal yang mereka miliki.

4. Mereka berpikir bahwa orang lain memiliki pikiran yang sama dengannya, sehingga apa yang mereka kehendaki terkadang terkesan memaksa dan sangat mementingkan diri sendiri.

Lantas bagaimana kiat yang harus dilakukan orangtua untuk untuk dapat berkomunikasi secara efektif dengan anak usia remaja?

Elia menyebutkan, di antaranya adalah:

1.Kenali karakteristik remaja secara umum dan kenali keunikan putra anak secara khusus sebagai individu. Hal ini dapat membantu orangtua untuk mengetahui cara, waktu, dan media yang tepat untuk berkomunikasi dengan remaja.

2.Pahami bahwa mereka istimewa. Hal ini hanya dapat dilakukan setelah mengenal karakteristik dan keunikan putra Anda.

3.Komunikasi harus dilakukan dua arah. Remaja memiliki kebutuhan didengarkan yang sangat besar. Oleh karena itu, dalam berkomunikasi lebih baik orangtua mendengarkan terlebih dahulu kebutuhan dan perasaan mereka sebelum memberikan pendapat, keluhan, berdiskusi dengan mereka. Dengan demikian mereka akan merasa dihargai dan ‘dianggap’ sebagai individu.

4.Be a partner, not a parent, pada saat berkomunikasi dengan mereka. Bila usia terpaut jauh antara orangtua dengan anak, lebih baik orangtua banyak mencari informasi tentang kondisi remaja secara umum (up to date) agar dapat memahami dan mendengarkan mereka dari berbagai macam sudut pandang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar